GAMBARAN UMUM TENTANG TEORI KOTA
Awal
terjadinya permukiman disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah perpindahan penduduk hingga menetap pada suatu wilayah. Kota
tumbuh dengan sendirinya selanjutnya manusia mengembangkan untuk
kebutuhannya, selain itu ada juga kota yang tumbuh karena direncanakan.
Dengan demikian kota dapat diartikan sebagai berikut.
1) Dalam
arti sempit, kota merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan budaya di suatu
wilayah.
2) Dalam
arti luas, kota merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan budaya di suatu
wilayah dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan wilayah lain.
3) Kota, adalah tempat tinggal dari beberapa ribu penduduk atau lebih.
4) Kota,
menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari
desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk,
kepentingan, atau status hukum.
Dari
beberapa definisi diatas mungkin tidak dapat menggambarkan pengertian
kota yang paling tepat karena ketika melihat dari fungsional kota itu
sendiri terdapat berbagai macam definisi yang diberikan sesuai dengan
sudut pandang masing-masing orang yang berargumen berdasarkan bidang dan
pengetahuannya, misalnya ketika ditanyakan kepada orang pertanian maka
mereka akan menjawab bahwa kota adalah suatu wilayah yang mata
pencaharian penduduknya bukan merupakan pertanian tetapi sebagian besar
merupakan industry. Ketika kita menanyakan kepada orang hokum maka
mereka akan menjawab dari segi hokum yang mengatur tata ruang wilayah,
ketika orang politik mendefinisikan kota maka ia akan berbicara tentang
bentuk pemerintahan kota yang berbeda dengan pemerintahan desa, dsb.
PENGERTIAN KOTA DARI BEBERAPA BIDANG
· Kota Ditinjau Dari Segi Fisik Morfologis
Suatu daerah tertentu dengan
karakteristik pemanfaatan lahan non pertanian, pemanfaatan lahan dimana
sebagian besar tertutup oleh bangunan baik yang bersifat residensial
(secara umum tutupan bangunan/building coverage, lebih besar dari
ttutupan vegetasi/vegetation coverage), kepadatan bangunan khususnya
perumahan yang tinggi, pola jaringan jalan yang kompleks, dalam satuan
pemukiman yang kompak (contigous) dan relatif lebih besar dari satuan
pemukiman kedesaan di sekitarnya. Sementara itu daerah yang bersangkutan
sudah/mulai terjamah fasilitas kota.
Kota secara fisik adalah
area-area terbangun di perkotaan yang terletak saling berdekatan, yang
meluas dari pusatnya hingga keluar daerah pinggiran kota. Pada kota-kota
kecil radius perkembangannya mungkin mencapai setengah mil atau kurang,
sedangkan pada kota-kota metropolitan yang luas, perkembangannya bisa
mencapai bermil-mil, yang umumnya terdiri dari 30 kota-kota kecil atau
lebih. Dalam pandangan kota secara keseluruhan, batas antara kota-kota
kecil ini secara yuridis tidak dapat dikenali.
· Kota Ditinjau Dari Segi Yuridis Administratif
Kota dapat didefinisikan sebagai
suatu daerah tertentu dalam wilayah Negara dimana keberadaannya diatur
oleh Undang-Undang (peraturan tertentu), daerah mana dibatasi oleh
batas-batas administrative yang jelas yang keberadaannya diatur oleh
Undang-Undang/peraturan tertentu dan ditetapkan berstatus sebagai kota
dan berpemerintahan tertentu dengan segala hak dan kewajibannya dalam
mengatur wilayah kewenangannya.
Menurut Sujarto (1970) kota ditinjau dari fisik morfologis merupakan salah satu nodal point dalam
suatu wilayah yang luas dan merupakan konsentrasi penduduk yang padat,
bangunan yang didominasi oleh sturktur permanen dan kegiatan-kegiatan
fungsionalnya.
· Kota Ditinjau Dari Jumlah Penduduk
Daerah tertentu dalam wilayah
Negara yang mempunyai aglomerasi jumlah penduduk minimal yang telah
ditentukan dan penduduk mana bertempat tinggal pada satuan pemukiman
yang kompak.
· Kota Ditinjau Dari Segi Sosio-Kultural
Menurut Sujarto (1970), kota
merupakan kesatuan masyarakat yang heterogin dan masyarakat kota
mempunyai tingkat tuntutan kebutuhan yang lebih banyak apabila
dibandingkan dengan penduduk pedesaan.
Menurut Bintarto (1977) kota
adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan
non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak
kehidupan yang bersifat heterogin dan materialistis dibandingkan dengan
daerah belakangnya.
· Kota Ditinjau dari Segi Ekonomi
Kota dari segi ekonomi dicirikan
dengan hidup yang non agraris ; kota fungsi khasnya lebih kultural,
industri, perdagangan. Dari itu semua yang nyatanya menonjol adalah yang
ekonomi perniagaan. Adanya pasar dengan keramaian perniagaan mencirikan
kota.
Kota ditinjau dari segi ekonomi
memiliki fungsi untuk menghasilkan penghasilan yang cukup melalui
produksi barang dan jasa, untuk mendukung kehidupan penduduknya dan
untuk keberlangsungan kota itu sendiri. Ekonomi Perkotaan dapat ditinjau
dari 3 bagian, yaitu :
- Ekonomi Pemerintahan, meliputi pelaksanaan pemerintah kota sebagaimana terlihat pada anggaran pendapatan dan belanja departemen-departemen yang melaksanakannya secara regular, distrik sekolah dan distrik-distrik khusus yang ditetapkan untuk tujuan-tujuan tertentu.
- Ekonomi Swasta yang terdiri atas berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan swasta, mulai dari perusahaan industri dan komersial yang besar hingga kegiatan usaha yang independen atau seorang profesional yang menyediakan bergagai bentuk jasa.
- Ekonomi Khusus yang terdiri atas bermacam-macam organisasi nirlaba, organisasi yang bekerja secara sukarela, organisasi yang dibebaskan dari pajak, yang kesemuanya bukan diselenggarakan oleh badan-badan pemerintahan, maupun perusahaan-perusahaan yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
· Kota Ditinjau Dari Segi Sosial
Dari aspek sosial kota merupakan hubungan-hubungan antarpenduduk yang secara sosial disebut impersonal;
orang bergaul serba lugas, sepintas lalu. Mereka hidup seperti
terkotak-kotak oleh kepentingan yang berbeda-beda dan manusia bebas
memilih hubungannya dengan siapa yang diinginkannya. .
· Kota Ditinjau dari Segi Lingkungan
Kota Dari aspek lingkungan
perhatian terhadap kota dipusatkan pada unsure vegetatif kota, misalnya
taman-taman kota, tempat bermain anak-anak, dan tempat terbuka lainnya,
pohon-pohon yang ditanam sepanjang tepi jalan, atau pertamanan sepanjang
jalan dan jalan bebas hambatan, termasuk pemilihan jenis tanaman
penghijau kota yang berfungsi untuk mengurangi tingkat erosi, mengurangi
tingkat polusi kota akibat pulusi udara, menahan api dan memberantas
serangga.
· Kota Ditinjau dari Segi Statistik
Kota merupakan suatu wilayah yang
secara statistik besaran atau ukuran jumlah penduduknya sesuai dengan
batasan atau ukuran untuk kriteria kota.
PERKOTAAN
· Perkotaan, adalah
area terbangun dengan struktur dan jalan-jalan , sebagai suatu
permukiman yang terpusat pada suatu area dengan kepadatan tertentu yang
membutuhkan sarana dan pelayanan pendukung yang lebih lengkap
dibandingkan dengan yang dibutuhkan di daerah pedesaan.
UKURAN KOTA
Ukuran Kota, pada
kota-kota besar bergantung pada tingkat segregasi atau pengelompokkan
penduduk yang biasanya berdasarkian ras terutama pada kota-kota
besar. (Urban size, spatial segregation and educational outcomes. Ian
Gordon and Vassilis Monastiriotis. Department of Geography and
Environment London School of Economics. August 2003)
- Metropolitan
Metropolitan atau metropolis;
merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti
ibukota suatu negara; kota yang menjadi pusat kegiatan tertentu baik
pemerintahan maupun perekonomian, suatu kota besar yang penting (Kamus
Tata Ruang, IAP & Cipta Karya, 1997).
Metropolitan merupakan sebuah
pusat populasi besar yang terdiri sebuah kota besar dan wilayah
bersebelahannya, atau beberapa kota tetangga dan wilayah yang menempel
dengan kota tersebut.
Pengertian umum tentang kota
metropolitan diindikasikan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta
jiwa. Hal tersebut sesungguhnya merupakan simplifikasi dari beberapa
variabel yang merupakan faktor-faktor pembentuk kota metropolitan.
Istilah metropolitan berasal dari kata “metro” yang mengambil dari sistem “perkereta-apian ringan” (light train system) di wilayah perkotaan. Kebutuhan sistem transportasi perkotaan tersebut adalah akibat dari pertumbuhan kota dimana sistem “commuter”penduduk perkotaan sudah terjadi (dari kota-kota “dormitory” ke kota induknya). “The
metropolitan area is created by combining those counties which are
integrated in terms of commuting with the central city and the county in
which it lies.” (Larry S. Bourne, 1971, hal. 15). Kondisi tersebut
terjadi pada kota yang telah mencapai penduduk lebih dari 1 juta jiwa
dimana sistem metro/kereta api bawah tanah/subway mulai diperkenalkan untuk melancarkan pergerakan penduduk dalam melakukan kegiatan sehari-hari (bekerja, belanja, dll).
· Megalopolitan
Megalopolitan atau megalopolis; merupakan nama yang diberikan kepada sistem kotayang bersifat kompleks, merupakan kota besar dan berpenduduk berjuta-juta yang terdiri atas banyak metropolis (Kamus Tata Ruang, IAP & Cipta Karya, 1997).
Megalopolitan biasanya
didefinisikan sebagai sebuah gabungan beberapa wilayah metropolitan
dengan total populasi yang melebihi 10 juta jiwa. Beberapa definisi
lainnya menetapkan kepadatan penduudk minimum untuk megalopolitan adalah
2.000 jiwa/km2. Megalopolitan bisa jadi merupakan sebuah wilayah
metropolitan tunggal atau gabungan dari beberapa wilayah metropolitan
yang saling berkaitan satu sama lain.
PERENCANAAN KOTA
§ Perencanaan Kota salah
satu bagian dari perencanaan tatqa guna lahan yang berhadapan dengan
masalah fisik, social, dan pengembangan ekonomi dari wilayah
metropolitan, kotamadya, dan wilayah sekitar.
PERENCANAAN GUNA LAHAN
§ Perencanaan Guna Lahan adalah
salah satu istilah dalam kebijakan public di mana mengkombinasikan
berbagai macam disiplin ilmu untuk menata dan mengatur penggunaan lahan
dengan cara yang efisien.
PERANCANGAN KOTA
- Perancangan Kota ( Urban Design )
Perancangan Kota adalah proses
dan hasil pengorganisasian dan pengintegrasian seluruh komponen
lingkungan (buatan dan alam), sedemikian rupa sehingga akan meningkatkan
citra setempat dan perasaan berada di suatu tempat (sense of place),
dan kesetaraan fungsional, serta kebanggaan warga dan diinginkannya
suatu tempat menjadi tempat tinggal. Hal tersebut dapat diterapkan pada
berbagai setting dan kepadatan fisik, mulai dari daerah perkotaan,
pinggiran perkotaan, hingga pedesaan. Perancangan ini juga diterapkan
mulai dari skala lingkungan pemukiman hingga keseluruhan daerah, dan
dapat terpusatkan pada permasalahan kota secara keseluruhan atau
komponen khusus, misalnya lingkungan pemukiman, pusat bisnis, sistem
ruang terbuka atau karakter jalan utama.
PERENCANAAN TAPAK
- Perencanaan Tapak (Site Planning)
Site Planning berkaitan dengan
tahap prosese perancangan lansekap. Melibatkan beberapa bagian antara
lain penataan guna lahan, akses, sirkulasi, privasi, keamanan, drainase,
dll. Dilakukan dengan menyusun elemen-elemen lahan, tanaman, air,
bangunan, dll.
MANAJEMEN PERKOTAAN
- Manajemen Perkotaan (Urban Management)
Manajemen perkotaan adalah
pengelolaan sumber daya perkotaan yang berkaitan dengan bidang-bidang
tata ruang, lahan, ekonomi, keuangan, lingkungan hidup, pelayanan jasa,
investasi, prasarana dan sarana perkotaan; serta disebutkan pula bahwa
pengelola perkotaan adalah para pejabat (Pemerintah) pengelola
perkotaan.
KAJIAN PERKOTAAN
- Kajian Perkotaan (Urban Studies)
Kajian Perkotaan adalah salah
satu disiplin ilmu dimana mempelajari berbagia aspek dari kota, daerah
suburban, dan kawasaan perkotaan lainnya. Berkaitan dengan ekonomi
perkotaan, perencanaan kota, arsitektur kota, ekologi kota, system
transportasi kota, politik perkotaan, dan hubungan social perkotaan.
KEBIJAKAN PERKOTAAN (URBAN POLICY)
Istilah Kebijakan perkotaan diguankan untuk pengertian luas terhadap aktivitas, yang berkaitan dengan :
- Perkembangan ekonomi, termasuk aktivitas ekonomi lokal, pemasukan wilayah, dan kebijakan tenaga kerja
- Perkembangan sosial, termasuk perumahan dan wilayah sekitar, hubungan di dalam dan antara komunitas, inklusi sosial, dan
- Isu geografi, yang terpusat pada hubungan spasial kota, perencanaan, transportasi, lingkungan dan infrastruktur perkotaan.
SUMBER :
· Yunus, Hadi S,. 2005.Manajemen Kota: Perspektif Spasial.Pustaka Pelajar, Yogyakarta
· Branch, Melville C,. 1985. Comprehensive City Planning : Introduction and Explanation. APA Planners Press. Indianapolis.
· Daldjoeni. 1987. Geografi Kota dan Desa. Penerbit Alumni. Bandung.
· SK Mendagri No. 65 tahun 1995.
· Robert F. Dannenbrink. Jr.: The Community Design Element-Blueprint for Local Form and Image,” Orange Country Architect, Oktober/November, 1980
Tidak ada komentar:
Posting Komentar