Sabtu, 21 Januari 2012

Captain Jack Sparrow yang asli adalah seorang muslim

Posted Image

Captain Jack Sparrow, siapa tak kenal dirinya? Tingkah bajak laut kocak, cuek, dan gegabah yang muncul dalam tetralogi “Pirates of the Carribean” ini menarik minat banyak orang. Namun sedikit yang tahu jika Jack Sparrow adalah seorang muslim bernama Yusuf Rais!

Di Wikipedia Indonesia bahasa Indonesia, tokoh Jack Sparrow ditulis sebagai bajak laut “fiksi”. Identitas Jack Sparrow terungkap dalam film terbaru “Pirates of the Carribean: Stranger Tides” yang tayang beberapa pekan terakhir. Mari lihat poster film ini.

Posted Image

Poster memperlihatkan keping aksesoris yang menggantung memiliki simbol bulan-bintang yang tak lain adalah simbol Islam yang dipopulerkan Kesultanan Turki Ottoman. Ini tidak kebetulan. John Ward alias Birdy alias Jack Ward adalah bajak laut kenamaan asal Inggris, hidup pada tahun 1553-1622. Seorang pelaut Inggris mendeskripsikan ciri-ciri fisik Jack sebagai bertubuh pendek dengan rambut tipis agak putih dan botak di bagian depan; wajah agak hitam dan berjanggut. Ia irit bicara dan acap mengutuk. Sering mabuk dari pagi hingga malam. Kelakuannya tidak mengenakkan. Bodoh dan idiot dalam berniaga.

Ia menjadi bajak laut sekitar tahun 1603. Ketika itu, bersama 30 orang rekannya, Jack merampas kapal layar ukuran kecil berbobot 25 ton dari Pelabuhan Portsmouth. Rekan-rekan kemudian mendaulat Jack sebagai kapten kapal. Proses mendaulat kapten ini tercatat sebagai sejarah pertama pembajak memilih sendiri pemimpinnya.

Berbekal sebuah kapal layar kecil, Jack menangkap kapal layar bernama “Violet” saat bergerak ke Isle of Wight. Dengan armada lebih besar, ia terus melakukan aksi pembajakannya sampai menangkap lagi kapal berbendera Perancis berukuran besar.

Armada Jack melanjutkan perjalanan menuju Laut Tengah yang berada di antara Eropa dan Afrika. Di sana mereka merampas kapal perang yang kemudian dinamai “The Gift”. Dengan kapal perang ini, Jack dan anak buahnya menyerang pedagang yang melintasi Laut Tengah selama dua tahun berikutnya.

Tahun 1605, The Gift merapat di Sale, Maroko. Dua orang pelaut, masing-masing, asal Inggris dan Belanda bergabung dengan komplotan Jack. Setahun kemudian Jack membuat perjanjian dengan Sultan Tunisia, Usman Dei, untuk menjadikan kota Tunis sebagai markas. Dari sini kegiatan pembajakan Jack semakin mencorong.

Sebuah kapal tua berbobot 60 ton bernama “Reniera e Soderina” berhasil dirampas Jack. Kapal ini kemudian karam saat berlayar di sekitar Yunani, menewaskan 400 awak di mana 250 orang di antaranya adalah muslim dan 150 lainnya adalah orang Inggris. Kematian ratusan muslim ini membuat rakyat Tunisia murka kepada Jack. Upaya Jack mendapatkan pengampunan dari Raja James I asal Inggris kandas. Namun Sultan Tunisia menepati janji dengan memberikan perlindungan buat Jack.

Kemurahhatian Sultan membuat Jack terpanggil menjadi orang Tunisia (ketika itu Tunisia di bawah kekuasaan Turki Ottoman). Jack lantas berganti nama menjadi Yusuf Rais, menikahi perempuan Italia sembari terus mengirim uang kepada istri tuanya di Inggris. Kisah pindah kewarganegaraan ini menginspirasi Robert Daborne dan menulis naskah berjudul “A Christian Turn’d Turk” pada tahun 1622.

Beberapa tahun selanjutnya, Jack meneruskan kegiatan pembajakan hingga mencapai kemakmuran. Sebelum pensiun dan menghabiskan usianya dengan hidup bahagia di Tunis, namanya harum karena menyelamatkan ribuan muslim dan yahudi Spanyol dalam sebuah pelayaran.

Tahun 1622, saat berusia 70 tahun, ia meninggal akibat wabah. Beberapa waktu menjelang kematian, ia beralih menjadi muslim.

Atas alasan sejarah itulah, pembuat film “Pirates of the Carribean: Stranger Tides” menyisakan sedikit ikon muslim pada diri Jack Sparrow alias Yusuf Rais. Jack memakai aksesoris dengan simbol bulan-bintang, sorban merah (tren pakaian muslim masa lalu), dan janggut. Tingkah slenge’an Yusuf Rais juga ditiru habis-habisan oleh Johny Depp saat berperan sebagai Jack Sparrow.

Posted Image

John Ward or Birdy (c. 1553 – 1622), also known as Jack Ward and under his Muslim name Yusuf Reis, was a notorious English pirate around the turn of the 17th century who later became a Barbary Corsair operating out of Tunis during the early 17th century.......Before dying of the plague in 1622, Jack Ward (like many other Christians who sailed North Africa[citation needed]) abandoned his religion and adopted the Muslim religion of the Ottoman Empire.
http://en.wikipedia.org/wiki/Jack_ward

Sumber : The legend of captain jack : from birdy to sparrow

Bajak Laut Legendaris Captain Barbarossa Ternyata Muslim


Sejak zaman pertengahan, aneka macam karya fiksi Eropa dan Amerika biasa menggunakan nama Barbarossa untuk menamai karakter seorang penjahat –biasanya seorang bajak laut jahat. Makna negatif Barbarossa terus dipropagandakan hingga zaman sekarang, meski di dalam setting-setting yang berbeda. Tak ada asap jika tak ada api, kebiasaan para penulis fiksi Eropa dan Amerika ini tentu ada sebabnya.

http://www.tribute.ca/features/theblackpearl/TheBlackPearl.jpg

Pada abad ke-15 masehi, di Laut Mediterania ada dua bajak laut bersaudara yang disebut The Barbarossa Brothers. Kedua tokoh ini menjadi legenda dalam dunia ‘per-bajak-laut-an’ dan merupakan tokoh bahari yang sangat ditakuti orang-orang Eropa pada zamannya. Kebiasaannya ialah membajak barang-barang berharga yang diangkut oleh kapal-kapal milik kerajaan-kerajaan Eropa yang melintasi Laut Mediterania. Awak kapal yang dibajak biasanya diberi dua pilihan; mati karena melawan atau hidup dengan menyerah secara sukarela.
Siapakah sebenarnya Barbarossa yang sangat ditakuti oleh orang-orang Eropa selama berabad-abad itu? Mengapa hingga zaman sekarang nama itu terus menghantui benak dan pikiran mereka?

Barbarossa bukanlah sebuah nama. Barbarossa merupakan kata dalam bahasa Latin –gabungan dari kata barber (janggut) dan rossa (merah). Jadi Barbarrossa berarti janggut merah. Barbarossa merupakan julukan yang diberikan oleh para pelaut Eropa kepada kakak-beradik Aruj dan Khairuddin dari Turki. Kedua kakak beradik ini hanyalah pelaut-pelaut biasa yang rutin berlayar di wilayah perairan Yunani dan Turki.

http://www.freewebs.com/pirates_arrr_cool/Barbossa_9.jpeg

Pada suatu hari, tanpa sebab yang jelas, kapal milik keluarga mereka diserang secara brutal oleh kapal militer Knight of Rhodes. Dalam peristiwa ini, adik bungsu Aruj dan Khairuddin tewas terbunuh. Aruj dan Khairuddin sangat terpukul dengan kematian adik bungsu mereka. Sejak saat itu, mereka melakukan aksi bajak laut kepada semua kapal-kapal militer milik kerajaan-kerajaan Kristen. Aksi-aksi mereka sangat menggemparkan dan membuat mereka ditakuti militer Kristen. Aruj dan Khairuddin pun kemudian dikenal sebagai The Barbarossa Brothers Pirates karena keduanya berjanggut merah.

Kaum Eropa menyebut Barbarossa sebagai bajak laut, meskipun tidak ada bendera hitam dan tengkorak yang menjadi simbol bajak laut. Bendera yang dipasang Aruj dan Khairuddin di kapal mereka adalah sebuah bendera berwarna hijau berisi kaligrafi doa Nashrun minallaah wa fathun qariib wa basysyiril mu’miniin, ya Muhammad, empat nama khulafaur rasyidin, pedang Zulfikar dan bintang segi enam Yahudi (Bintang David). Awak kapal yang dipimpin kedua bersaudara ini terdiri atas orang-orang Islam dari bangsa Moor, Turki, dan Spanyol, serta beberapa orang Yahudi.



Pada tahun 1492 M, Andalusia yang sejak tahun 756 M dikuasai oleh Daulah Khilafah Islamiyah, jatuh ke tangan Pasukan Salib yang terdiri atas pasukan gabungan Aragon & Spanyol. Dalam peristiwa penaklukan Andalusia ini, jutaan orang Islam dan Yahudi tewas dibantai pasukan yang dipimpin Raja Ferdinand II dari Aragon.

Peristiwa itu mengubah haluan misi dendam Aruj dan Khairuddin menjadi misi Jihad Islam. Bahu-membahu bersama sekelompok milisi bangsa Moor, mereka kemudian menyelamatkan puluhan ribu Umat Islam dari Spanyol ke Afrika utara (Maroko, Tunisia dan Aljazair). Kemudian mereka membangun basis pertahanan laut di Aljazair untuk menghadang gelombang serangan Pasukan Salib dari jalur Afrika Utara menuju Tanah Suci Palestina.

Khalifah Islam saat itu, Sulaiman I, mendengar cerita-cerita heroik Barbarossa bersaudara. Sulaiman I sangat kagum pada heroisme mereka. Karena prestasi mereka di lautan, akhirnya Sulaiman I mengangkat Aruj dan Khairuddin sebagai Kapudan Pasha (Panglima Angkatan Laut) Khilafah Islamiyyah untuk membenahi Angkatan Laut Daulah Khilafah Islamiyah yang amburadul.

http://www.badassoftheweek.com/barbarossa-3.jpg

Pada tahun 1518 Spanyol berhasil menghasut Amir kota Tlemcen (Tilmisan) untuk melancarkan pemberontakan kepada kepemimpinan Aruj. Aruj kemudian menyerahkan pemerintahan Aljazair kepada Khairuddin untuk sementara. Lalu ia memimpin pasukan untuk berangkat ke Tlemcen. Hati Aruj sangat pilu karena ia malah berperang dengan saudara sendiri sesama Muslim. Akibatnya ia kurang berkonsentrasi dan pasukannya kocar-kacir. Aruj sempat lolos, namun banyak pasukannya yang tertangkap. Karena hubungan emosionalnya dengan anak buahnya, Aruj kembali ke Tlemcen untuk bertempur dan ia gugur dalam pertempuran tersebut.

Dengan gugurnya Aruj, kepemimpinan Angkatan Laut Daulah Khilafah Islamiyah beralih ke tangan Khairuddin. Spanyol mengira bahwa era kejayaan Barbarossa di Laut Tengah telah berakhir. Lalu, dengan percaya dirinya, Spanyol mengirim 20.000 tentaranya ke Aljazair. Pertempuran hebat pun terjadi, namun Khairuddin berhasil menghajar pasukan laut tersebut.

http://i143.photobucket.com/albums/r153/Drakuli_2006/TroyMap-l.jpg

Guna meminimalisir ancaman dari negeri sekitar Aljazair, selain ancaman utama Spanyol, Khairuddin kemudian meminta kepada Khalifah Sulaiman I agar kekuasaan Amir Tunisia dan Tlemcen dialihkan kepadanya. Sulaiman I pun setuju. Pada 1519, Khalifah mengangkat Khairuddin sebagai beylerbey (Bakhlair Baik) atau wakil Khalifah untuk wilayah Aljazair dan sekitarnya. Kemudian Khairuddin juga ditugasi memimpin pasukan pasukan elit Daulah Khilafah Islamiyah, Pasukan Janissary.

Dalam masa kepemimpinan Khairuddin, Pasukan Janissary berhasil melakukan banyak penyelamatan Umat Islam di Andalusia. Tercatat mereka melakukan 7 kali pelayaran dengan 36 buah kapal untuk mengangkut Umat Islam Spanyol yang diburu bagai hewan oleh Ferdinand II dan Pasukan Salib Iblisnya.

http://www.milesteves.com/gallery/d/627-3/Pirates-BlackPearl.jpg

Pertengahan dekade 1520-an, Pasukan Darat Janissary yang dipimpin langsung Khalifah Sulaiman I berhasil memenangkan semua pertempuran darat. Pada saat bersamaan, Pasukan Laut Janissary di bawah pimpinan Khairuddin juga berhasil mengontrol lalu lintas pelayaran di Laut Tengah sepenuhnya. Kondisi ini membuat Pasukan Salib Kristen Eropa menjadi pusing tujuh keliling.

Dalam suasana putus asa, pada tahun 1529 di pulau Penon, Spanyol menembakkan meriam ke menara masjid saat Adzan sedang berkumandang. Maka terjadilah peperangan hebat di Penon dan setelah 20 hari pulau tersebut berhasil dikuasai kembali oleh Khairuddin. Sementara di daratan, Sulaiman I membombardir Wina (Ibukota Austria) dengan dua kali serangan namun keduanya gagal. Pasukan Islam yang mundur dari pertempuran meninggalkan beberapa karung kopi yang kemudian mengubah aturan Paus Roma yang sebelumnya mengharamkan minuman yang biasa diminum kaum muslim itu. Kemudian mereka menyebut minuman itu sebagai dengan nama cappuccino.

Pada tahun 1535 Pasukan Salib Gabungan Spanyol dan Genoa di bawah pimpinan Charles V dan Andrea Doria (Knight of Malta) menyerang Tunisia dengan kekuatan 25.000 orang pasukan dan 500 kapal. Pertempuran pun berjalan tidak imbang hingga Tunisia pun jatuh ke tangan Spanyol. Pada tahun-tahun selanjutnya, Khairuddin Sang Barbarossa mengalami banyak kekalahan. Namun ia berhasil menduduki kepulauan Beleares dan merampas kapal-kapal Portugis dan Spanyol di selat Gibraltar.
http://www.legalmoviesdownloads.com/still-frames-movie-pictures/pirates-of-the-caribbean-the-curse-of-the-black-pearl/pirates-of-the-caribbean-the-curse-of-the-black-pearl-3-geoffrey-rush-isaac-c-singleton-jr-captain-hector-barbossa-bosun.jpg
Tahun 1538, Pasukan Salib Gabungan Italia-Spanyol menyerang Preveza yang saat itu merupakan pelabuhan penting di Laut Tengah. Andrea Doria memimpin 40 kapal dan Barbarossa hanya memimpin 20 kapal. Namun dengan kecerdikannya, Barbarossa memecah armadanya ke tiga arah dan menjebak Pasukan Andrea Doria di tengah untuk kemudian membombardir armada Andrea Doria habis-habisan. Andrea Doria dan armada lautnya pun lari dari pertempuran. Walau begitu, Khairuddin tak mengejarnya karena ia tak ingin berperang di laut lepas, mengingat kapal-kapal armada laut Spanyol mempunyai peralatan yang lebih canggih. Apalagi ia hanya memimpin 20 kapal.

Tiga tahun kemudian, Pasukan Salib Gabungan Spanyol-Genoa kembali menyerang Aljazair dengan kekuatan 200 kapal. Mereka sengaja melancarkan serangan di luar musim berlayar, untuk menghindari pertemuan dengan Pasukan Barbarossa. Rakyat Aljazair di bawah komando Hasan Agha berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan Aljazair. Charles V dan Andrea Doria yang memimpin serangan tak mengira bahwa pertahanan dan strategi perang Hasan Agha sangat matang, sehingga armadanya pun kacau-balau. Ketika itu pula tiba-tiba badai laut dahsyat menghantam Laut Mediterania. Andrea Doria dan Charles V berhasil selamat, dan kembali ke negerinya dengan kekalahan pahit.

http://albums.mouseplanet.com/7-3-06-Update/barbossa_on_wicked_wench_bennett.jpg

Tahun 1565, dalam usia senja, Khairuddin Barbarossa memimpin pasukan untuk merebut Malta dari tangan Knight of St. John. Namun dalam pertempuran itu, Khairuddin gugur. Kemudian Khairuddin dimakamkan di Istanbul. Di dekat kuburannya didirikan masjid dan madrasah untuk mengenangnya. Hingga kini makam tersebut masih terawat untuk menjadi bukti kepahlawanan Khairuddin alias Barbarossa yang namanya masih ditakuti bangsa Eropa hingga zaman sekarang.


Kamis, 19 Januari 2012

RS Perintis di Galela, Halmahera Utara - Maluku Utara


Galela adalah wilayah yang mempunyai sejarah kelam akibat konflik yang terjadi beberapa tahun silam. Hal ini membuat MER-C memilih Galela sebagai salah satu wilayah penyelenggaraan Program Klinik Sosial. Program Klinik Sosial di wilayah ini dimulai sejak Oktober 2006. Program Klinik Sosial yang sudah berjalan lebih dari 4 tahun ini mendapat respon yang positif dari masyarakat setempat.

Bahkan, masyarakat setempat telah memberikan sebidang tanah waqaf tepatnya di Desa Towara, Kec. Galela, Kab. Halmahera Utara. Masyarakat sangat berharap MER-C dapat memfasilitasi pembangunan sebuah Rumah Sakit di wilayah mereka.

Upaya-upaya kampanye dan penggalangan dana tengah dilakukan oleh MER-C demi mewujudkan harapan masyarakat Galela akan sebuah fasilitas kesehatan. Divisi Konstruksi MER-C yang terdiri dari para relawan insinyur pun sudah sudah merancang disain Bangunan Rumah Sakit yang disesuaikan dengan Rumah Adat Galela.

Donasi untuk Pembangunan Rumah Sakit di Galela dapat disalurkan melalui:
BNI, Cabang Kramat
a.n. Medical Emergency Rescue Committee
No. Rek. 0140600983

MENELUSURI SEJARAH MOROTAI 1934

menelusuri sejarah morotai 1934

Oleh : Irwan Soleman
A . PENDAHULUAN
Tak Ada Kata, Tak Ada Bahasa Dari Para Pemikir Pribumi. Itulah Fakta Sejarah Yang Kita Lihat Ketika Bangsa Ini Baru Terbangun. Banyak Bukti Sejarah Yang Kita Temui, Tapi Itu Hanya Wacana Hangat Di Masarakat Pribumu Yang Suatu Saat Akan Tenggelam. Untuk Itu, Kami Datang Untuk Menyapa Siapa Saja Yang Berada Di Pulau Para Leluhur Bumi Moro. Kepada Mereka Kami Bisikan, Bahwa Negeri Ini Kita Jadikan Sebagai “ Kota Bersejarah “.
Penyusun Kalimat Dalam Karya Ini Di Tulis Pada Awal Agustus Tahun 2010. Bersumber Dari Pejuang Veteran Yang Berada Di Pulau Morotai Sebagai Saksi Sejarah Yang Perna Hidup Di Masa Perang Dunya II. Sebenarnya Pemikiran Ini Terlahir Dari Ide-ide Besar Penulis Dengan Harapan Dan Tujuan Membangun Bangsa Indonesia Menuju Bangsa Yang Berperadaban (Jangan Perna Melupakan Sejarah “ JASMERAH” Soekarno 1945 ) Artinya Bahwa Barang Siapa Yang Perna Melupakan Sejarah Maka Mereka Akan Di Gilas Oleh Sejarahnya Sendiri. Perlu Kita Ketahui Karya Ini Di Tulis Dengan Sederhana Kerab Dorongan Serta Semangat Untuk Menjadikan Catatan Sejarah Untuk Rakyat Pribumi Morotai Bahwa Kita Juga Memiliki Sejarah Perdaban Sendiri Separti Daerah-daerah Lain Di Indonesia.
Pada Kesempatan Ini, Taklayak Jika Penulis Tidak Menyampaikan Terimakasi Kepada Semua Orang Yang Telah Mendukung Penulisan Sejarah Singkat Pulau Morotai Di masa Perang Dunya II Yang Sampai Saat Ini Masi Ada Sumber-sumbar Sejarah Dari Para Peleku-pelaku Yang Perna Terlibat Dalam Peperangan Di Masa Lampau. Ucapan Terimakasi Ini Penulis Menyampaikan Yang Pertama Kepada Bapak Muhli Eso Dan Rekan-rekan Yang Telah Memberikan Informasi Kapada Penulis, Serta Teman-teman Yang Seperti Saudara. Sejarah Di Masa Perang Dunya II,Kapada Kalian Semua Penulis Mengucapkan Banyak Terimakasi.
B. JEJAK BANGSA MORO 1914
Dalam Sejarah Perpindahan Penduduk Itu Terjadi Ketika Dalam Satu Tempat Penduduknya Terus Bertambah Atau Berpindah Penduduk Terjadi Ketidak Nyamanan Dalam Satu Tempat. Sehingga Harus Memaksa Manusia Untuk Berpindah Dari Satu Tempat Ke Tempat Yang Biasa Menjamin Kehidupanya Sehari-hari, Terutama Keamanan Diri, Keluarga Dan Kelompok. Perpindahan Penduduk Ada Yang Di Lakukan Secara Perorangan, Ada Yang Berhubungan Keluarga Dan Ada Pula Yang Rombongan Yang Besar. Dengan Demikian Miggrasi Dapat Di Kelompokan Menjadi Dua Bagian Yaitu Miggrasi Nasiona Dan Miggrasi Internasional.
Miggrasi Nasional Adalah : Perpindahan Penduduk Dari Satu Daerah Kedaerah Yang Lain. Misalnya Di Polau Mindano Bagian Selatan Terdapat Bangsa Moro Yang Memeluk Agama Islam. Pada Mulanya Mereka Menjadi Masalah Bagi Pemerintah Filipina, Dikarenakan Mereka Merasa Dirinya Dikucilkan Dan Tidak Di Ikutsertakan Dalam Pemerintahan. Olehnya Itu Mereka Mengasingkan Diri Kehutan Dan Mereka Mengadakan Pemberontakan Terhadap Pemerintahan Filipina. Untuk Menarik Bangsa Moro, Peresiden Filipina (Mc Markos) Bekerja Sama Dengan Nagara-negara Islam. Ahirnya Pada Tahun 1976 Bangsa Moro Berhasil Kembali Kepangkuan Ibu Pertiwinya.
Miggrasi Internasional Yaitu Perpindahan Penduduk Dari Satu Negara Ke Negara Yang Lain. Perpindahan Cara Ini Terdiri Dari Miggrasi –(Masuk Suatu Negara) Dan Imiggrasi –(Keluar Dari Negara)
C. HISTORIS PERANG PACIFIK
Perang Dunya I (1914 - 1918) Dan Perang Dunya II (1939 - 1945) Adalah Merupakan Puncak Pertentangan Yang Melencarkan Perluasan Wilayah, Jepang Adalah Negara Industry. Industri Besar Jepang Telah Mampu Menghasilkan Kendaraan Besar, Misin-mesin Besar, Traktor-traktor Besar, Alat-alat Persenjataan Perang Dan Kapal Besar. Di Daerah-daerah Asia Dan Pacific,USA (United States Of Amerika) Harus Berhadapan Dengan Kekuatan Baru Yaitu Jepang Sebagai Negara Industry, Jepang Berusaha Pula Merebut Daerah Pasaran Diwilayah Ini, Untuk Menghadapi Kekuatan Jepeng, Amerika Serikat Membentuk Frent BCD Yaitu Kerja Sama Dengan Negara Amerika, Ingris, Cina, Dan Belanda. Mereka Saling Memperebut Daerah Pemasaran Dikawasan Ini, Peperangan Antara Amerika Dan Jepang Ahirnya Meletus Menjadi Perang Pacific (07 desember 1941-15 agustus 1945).
Pada Abad Ke-19 Indonesia Merupakan Sasaran Perpindahan Penduduk, Perluasan Wilayah Sekaligus Diikuti Peperangan Terhadap Penduduk Yang Didiami. Karena Memang Indonesia Memiliki Hasil Bumi Yang Banyak Dan Memiliki Tanah Yang Subur Dengan Demikian Pera Tentara Belanda Maupun Japang Salin Merebutnya Demi Kepentingan Ekonomi Maupun Politik. Ada Satu Rumusan Yang Menyatakan Bahwa “ Larangan Utama Bagi Industry Besi-baja Adalah Peperangan “ Itulah Kiranya Ada Kecendrungan Bahwa Negara-negara Industrialisasi Memiliki Kepentingan Besar, Mereka Selalu Berusaha Membuat Peperangan Agar Industry Perang Mereka Menjadi Laku Serta Memiliki Nilai Jual Di Pasaran Internasional.Yang Itu Dijadikan Sebagai Salah Salah Satu Stategi Guna Menarik Keuntungan Bagi Negara-negara Adikuasa Amerika Maupun Jepang.
Morotai Adalah Salah Satu Contoh Di Indonesia, Berada Pada Bagian Paling Ujung Wilayah Timur Indonesia Tepatnya Pada Bibir Pacific. Morotai Pada Umumnya Bergunung-gunung Dan Berhutan Lebat, Penduduk Asli Morotai Adalah Suku Moro. Suku Moro Adalah Bangsa Manusia Yang Hidupnya Dialam Lain. Ada Juga Pulau-pulau Kecil Disampingnya Yang Perna Di Jadikan Sebagai Daerah Kekuasan Jepang Dan Sekutu Ketika Di Dua Negara Ini Saling Melakukan Ekspansi Wilayah Pertahanan Perang Guna Ingin Menguasai Asia Pasific Di Karenakan Daerah Morotai Sangatlah Strategis Dalam Pertahanan Perang.Di Negara Indonesia? Mungkin Tidak Semuanya Rakyat Indonesia Mengetahui Lebih Jauh Tentang Sejarah Perang Dunya II Di Morotai, Padahal Morotai Adalah Bagian Dari Negara Kesatuan Republic Indonesia (NKRI), Mungkin Juga Morotai Tidak Dicamtumkan Dalam Catatan Penting Sejarah Pendidikan Nasional Sehingga Paramurid, Masarakat Indonesia Menanyakan Apa Itu Morotai?....Morotai Adalah Surga Dunya , Morotai Adalah Sejarah Yang Sengaja Di Hilangkan, Morotai Adalah Anak Dari Ibu Pertiwi Indonesia, Itulah Morotai.
D. MOROTAI 1942
Pada Tahun 1942, Jepang Mendarat Di Morotai, Masuk Dari Bagian Timur Tepatnya Di Desa Sangowo Dan Membentuk Tiga Pos Penjagaan Yaitu Di Sangowo, Totodokue Dan Daruba. Jepang Masi Ingin Menguasai Morotai, Karena Memang Pulau Ini Kaya Akan Hasil Bumi, Bukan Saja Didalam Hutan Tetapi Mulai Dari Tambang Emas Kuning, Tembaga Intan Biru, Intan Kuning, Intan Putih, Pohon Damar, Pala Hutan, Cengkeh Hutan, Fanili Dan Emas. Di Saat Mendarat, Begitu Banyak Peralatan Perang Yang Mereka Bawa Dan Turunkan Dari Atas Kapal, Taklama Kemudia Tentara Jepang Suda Menguasai Seluruh Daratan Morotai. Sekeliling Hutan, Dipesisir Pantai Dipenuhi Dengan Peralatan Perang Dan Begitu Banyak Kapal-kapal Besar, Pesawat-pesawat Tempur Sedang Mengelilingi Langit Morotai. Ahirnya Sebagian Tentara Jepang Ada Yang Membut Jalan, Masuk Ke Hutan Membuat Listrik Dan Membut Benteng-Benteng Tempat Pertahanan.
Setelah Pekerjaan Selesai, Tentara Jepang Mengumumkan Kepada Seluruh Rakyat Morotai Bahwa Mereka Harus Bekerja Sama Dengan Jepang. Rakyat Diperintahkan Untuk Membuat Landasan Pesawat Di Darueba Dan Lebih Dari Seribu Kapal Tentara Jepang Diturunkan Di Pulau Morotai. Sehingga Pada Saat Itu Morotai Terlihat Sebagai Kota Besar. Taicho Atau Para Pembesar-pembesar Jepang Dengan Bajonetnya Memerintahkan Kepada Rakyat Morotai Untuk Bekerja Dan Pekerjaan Yang Dilakukan Oleh Tentara Jepang Adalah, Apabila Dalam Satu Kelompok Ada Sembilan Orang Yang Disuruh Untuk Bekerja Membuat Parit Atau Menggali Sebuah Pohon Kelapa Dan Ketika Sembilan Orang Itu Tidak Mampu Untuk Bekerja Maka Di Kurangi Satu Orang Dan Suda Tentu Sisa Delapan Orang, Jika Tidak Mampu Lagi Maka Akan Dikurangi Satu, Itu Berarti Dalam Satu Kelompok Tingal Tujuh Orang Untuk Menggali Parit Dan Atau Menggali Pohon Kelapa Dan Apabila Tidak Mampu Lagi Maka Mereka Akan Di Hukum Mati.
Dalam Bakerja Mereka Diberikan Upah Sebesar 5 Cent, Tapi Dalam Upah Tersebut Para Pekerja Sudah Dikenakan Pajak Dengan Harga 4 Cent, Jadi Para Pekerja Hanya Mendapatkan Upah Sebesar 1 Cent. Kerja Itu Mereka Menamakan Kerja Paksa. Ahirnya Karena Tidak Sanggup Dengan Sebagian Rakyat Morotai Memutuskan Untuk Masuk Ke Dalam Hutan Dan Menghilang Dari Tentara Jepang Dengan Adanya Kerja Paksa Pada Tanggal 15 September Tahun 1944 Tentara Sekutu Mendarat Di Daroeba Sekaligus Melakukan Penyerangan Terhadap Tentara Jepang Sampai Kehutan-hutan. Tentra Sekutu Terdiri Dari Tentara Amerika, Inggris, Australia, Afrika dan Belanda.
Tentara Sekutu Juga Bekerja Sama Dengan Rakyat Morotai, Bantuan Diberikan Oleh Tentara Sekutu Secara Cuma-cuma Kepada Rakyat Morotai Dan Para Pekerja Paksa Diberikan Tempat Tinggal/Bevek Di Sambiki Dan Daeo. Selanjutnya Mereka Mendirikan Dua Landasan Pacu Bandara Di Gotalamo. Satu Landasan Dua Tempat Parkiran Pesawat Dengan Nama Pitoe Airfield Selesai Pada Tanggal 05 Oktober Tahun 1944 Dan Satu Landasan Memiliki Lima Tempat Parkiran Pesawat Dengan Nama Wawama Airfield Yang Selesai Pada Hari Selasa Tanggal 17 Oktober 1944, Maka Panjang Lapangan Phitoe Streit Adalah 2800 Meter.
E. SEKUTU VS JEPANG
Sebelum Meletusnya Perang Dunia II, Lebih Dari Sepulu Ribuh Kapal Perang Dan Kapal Induk Milik Tentara Jepang Dipulangkan Ke Negaranya. Sekutu Mengumumkan Kepada Seluruh Rakyat Morotai Untuk Tidak Masuk Kedalam Hutan Karena Akan Berperang Dengan Tentara Jepang. Pada Tanggal 15 September Tahun 1944 Meledaklah Perang Dunia II Di Morotai. Peperangan Tersebut Berawal Dari Daroeba; Sekutu Menyerang Tentara Jepang Di Dehegila, Gotalalamo, Totodokue, Sabatai Tue, Sampai Di Pilowo. Selanjutnya Pada Tanggal 17 September 1944 Sekutu Menyerang Jepang Di Metihta I, Baroe, Dan Sangowo.Dalam Penyerangan Tersebut Tentara Sekutu Tidak Perna Berfikir Bahwa Di Metihta Ada Masarakat Sipil Yang Tinggal Serta Berkebun, Perkiraan Tentara Sekutu Di Metihta Ada Tentara Jepang Yang Bersembunyi,16 Kapal Perang Mengelilingi Metihta Dan Menghujani Peluru M 16 Maupun 12,7 Ahirnya Semua Perkebunan Hangus Terbakar Dihantam Oleh Tentara Sekutu, Pada Ahirnya 10 Orang Pasukan Katak Sekutu Terjun Langsung Ke Matihta Ternyat Ketika Mereka Tiba Di darat, Ada Sebagian Masyrakat Yang Keluar Dari Dalam Lubang Tempat Persembunyian Ketika Dihujani Peluru Oleh Tentara Sekutu, Pada Ahirnya Juru Bicara Tentara Sekutu Yang Bernama Franst asal Sulawesi Mengatakan Kepada Penduduk Matihta, Kenapa Kalian Tidak Menaikan Bendera Atau Kain Putih Bertanda Menyerah?...Masyrakat Langsung Menjawab?...Kita Takut Karena Terlalu Banyak Peluru Yang Ditembaki Kearah Kita Sehingga Kita Bersembunyi Didalam Lubang. Ahirnya Salah Satu Warga Matihta Meninggal Dunia Karena Terkena Tembakan Dikaki.
Kemudian Juru Bicara Tersebut Langsung Menanyakan Dimana Mayat Itu?...Setelah Itu Satu Orang Tentara Langsung Melaporkan Kepada Komendan Batalion 146 MRR Dan Setelah Itu Sebagian Pasukan Sekutu Mengamankan Warga Metihta Dan Mereka Langsung Memberikan Ganti Rugi Atas Tanaman-tanaman Warga Yang Rusak Terbakar, Tentara Sekutu Juga Memberikan Bantuan Seperti Obat-obatan, Pakaiyan, Makanan Dan Lain-lain Yang Menjadi Kebutuhan Warga Matihta. Dengan Kejadian Tersebut Sebagian Warga Dibawah Ke Kapal Induk Untuk Diperiksa Karena Ada Juga Sebagian Warga Yang Kena Luka-luka Ringan Karena Tembakan Tentara Sekutu Bertepatan Pada Hari Kamis 18 September 1944 Dini Hari.
Kemudian Sekutu Bergerak Dari Soemsoem I, Menuju Dodola I,Ngelengele,Tilei Dan Wajaboela. Keesokan Harinya Tanggal 19 September Sekutu Menyerang Jepang Di Tjio, Tanggal 20 Di Pandanga Dan Shopi, Tanggal 21 Di Posisi, Tanggal 22 September Tahun 1945 Sekutu Memukul Mundur Tentera Jepang Sehingga Lari Kehutan. Sekutu Juga Membuat Pagar Betis Dari Philowo Sampai Ke Sabatai Atau Sebagai Daerah Kekuasaan Sekutu Yang Disebut Sebagai Hutan Lesensi. Tanggal 05 Januari Tahun 1945 Terjadi Penyerangan Sekutu Terhadap Tentara Jepang Di Bukit Kokota Dan Bukit Kekere. Pesawat-pesawat Tempur Milik Jepang Yang Berada Di daratan Galela Di Kerahkan Untuk Menyerang Tentara Sekutu Yang Hampir Menguasai Daratan Morotai.
Tetapi Bantuan Tersebut Tidak Berhasil Di Karenakan Tentara Sekutu Yang Lebih Duluan Menyerang Jepang Di Pesisir Pantai Galela Yang Sekarang Di Sebut Galela Pedalaman, Pesawat Jepang Mulai Berjatuhan, Daratan Morotai Hangus Terbakar. Di Bagian Timur Sekutu Juga Membombardir Tentara Jepang Dengan Pesawat Tempur, Masuk Mulai Tanjung Sangowo, Wewemo, Daeo, Sabatai, Pasisir Pantai Sampai Ke Gunung-gunung. Rakyat Morotai Di Evakuasi Di Daeo, Di Karenakan Daeo Tempat Rumasakit Raksasa Dan Juga Markas Buatan Tentara Sekutu.
Selama Pendudukan Bala Tentara Jepang (1942-1945) Rakyat Mengalami Penderitaan Yang Luar Biasa. Dikarenakan Rakyat Morotai Mendapatkan Penyiksaan Yang Sangat Kejam Dan Selalu Diancam Hukuman Mati Oleh Tentara Jepang. Setap Hasil Panen, Harta Masarakat, Perkebunan Masarakat, Pertenakan Dan Lain-lain Yang Itu Menjadi Harapan Hidup Masyarakat Morotai, Dirampas Habis Oleh Pemerintah Serta Tentara Jepang Untuk Kepentingan Perangan Asia Timur Raya. Seluruh Tenaga Rakyat Harus Dikerhakan Untuk Kerja Rodi. Berates-ratus Anggota Romusha (Barisan Parajurit kerja) Di Kerahkan Untuk Membangun Pangkalan-Pangkalan Militir, Benteng Pertahanan, Pembuatan Jalan, Jembatan Dan Sumur-sumur Air. Kerja Romusha Ini Tidak Perna Kembali Ke Kampong Halamannya Karena Mati Kelaparan, Kehausan Dan Siksaan Dalam Kerja Paksa. Itulah Sebabnya, Disaat Sekutu Masuk Dari Ujung Wewemo, Tentara Jepang Banyak Yang Tewas Diperkirakan Kurang Lebih 2700 Orang Pasukan Jepang Yang Ditembak Oleh Tentara Sekutu, Diwaktu Yang Sama Rakyat Morotai Juga Melibatkan Diri Bergabung Dengan Tentara Sekutu Untuk Menyisir Tentara Jepang Ditengah-Tengah Hutan Rimba Morotai. Tetapi Ucoro, Kakak Dari Noni Ube Tewas Dalam Pertempuran Dengan Demikian Anak Dari Ucoro Dipelihara Oleh Tentara Sekutu, Lalu Kemuduian Anak Tersebut Dibawah Nenegara Mereka (AMERIKA) Untuk Disekolahkan. Itulah Janji Pimpinan Perang Battalion 157 Sekutu Mr Chornael, Kepada Sebagian Anggota Masarakat Yang Terlibat Dalam Peperangan Melawan Jepang.
Selanjutnya Untuk Mencari Tentara Jepang Sampai Ketengah-tengah Hutan, Sekutu Juga Menyanyikan Lagu-lagu Perjuangan Bersama Rakyat Morotai Yang Bergabung Dalam Penyisiran Tentara Jepang.
Lido Pistol Dam Bai Lido Pistol Dam Pistol Pikul Mama Lido Pistol Dam,
Hei Rekem Berneu Kabroi Noase Emberka Uanas Kokina Kuana Manoa,
Hai….Hai….Rekem Berneu Kabroe Noase Emberka…..!

Dua Hari Kemudian Pesawat Tempur Jepang Menyerang Tentara Sekutu Di kampong Baru, Tetapi Rakyat Morotai Yang Menjadi Sasaran Dalam Penyerangan Tersebut Dan Memakan Korban Sebanyak 46 Orang. Dengan Adanya Pertempuran Yang Tidak Perna Berhenti, Maka Sebagian Besar Masyarakat Totodokue Bersembunyi Didalam Goa Yang Beri Nama Teto Tatame (goa batu tadudu) Selama Lima Hari Dan Waktu Itu Bertepatan Pada Bulan Suci Ramadhan Tahun 1945. Di Saat Orang Sabatai Menemukan Masarakt Totodokoe Di Goa Teto Tatame, Mereka Langsung Dibawah Oleh Masarakat Totodokue Untuk Keluar Dari Hutan. Ketika Mereka Sudah Hampir Sampai Di Sabatai, Jepang Yang Saat Itu Sempat Melihat Kearah Mereka Langsung Menembak Kearah Mereka Yang Mengenai Seorang Perempuan Di Kakinya.
Sekutu Yang Mendengar Suara Tembakan Itu, Langsung Bergerak Dan Mengamankan Warga Sambil Mengejar Tentara Jepang Sampai Ke Hutan-hutan. Jumlah Tentara Sekutu Pada Saat Itu Berjumlah Enam Puluh Ribu Orang, Morotai Pada Waktu Itu Penuh Dengan Pesawat-pesawat Tempur Langit Telah Diisi Oleh Pesawat Tempur Dan Bersusun-susun Di hutan Lesensi. Daruba Sampai Pulau Raoe Merupakan Daerah Kekuasaan Sekutu Dan Pada Saat Itu Penjagaan Yang Sangat Luar Biasa, Tetapi Rakyat Pribumi Tidak Dilarang Keluar Masuk Dalam Areal Sekutu Tersebut Dengan Kondisi Seperti Itu Antara Tentara Sekutu Dan Masarakat Morotai Saling Berhubungan Emosional Dan Bergaul Seperti Biasanya Dan Bahkan Ada Sebagian Masarakan Di Pekerjakan Sebagai Tukan Masak, Penjaga Mesin Listrik, Gudang Pesawat Serta Adapula Sebagian Masarakat Yang Menikah Dengan Tentara Sekutu Pada Saat Itu, Dengan Demikian Masarakat Merasa Nyaman Dengan Tentara Sekutu Dibandikan Dengan Tentara Jepang.
Beberapa Hari Kemudian Tentara Sekutu Menyerang/Membabibuta Terhadap Tentara Jepang, Ahirnya Jepang Terpukul Mundur Dari Sabati Menuju Ke Puncak Gunung Teo Malelega Dalam Penyerangan Tersebut Juga Banyak Dari Tentara Sekutu Yang Tewas Dikarenakan Kena Jebakan Ranjauo Yang Dibuat Oleh Jepang, Walaupun Pasukan Sekutu Banyak Yang Korban Tapi jepang Kalah Dalam Pertempuran Tersebut Yang Mengakibatkan Semakin Besar Sekutu Mendapatkan Wilayah Kekuasanya Dan Sekaligus Sekutu Membuat Benteng-benteng Pertahanan Dan Posko-posko Pengamanan.
Pelarian Jepang Di Gunung Teo Malelega Itu Kemudian Tentara Jepang Membentuk Pertahanan Di Karenakan di Gunung Tersebut Jepang Memliki Senjata Mesin Otomatis Mariam Dengan Posisi Dua Buah Senjata Mariam Yang Satu Menghadap Ke Laut Bibir Pacific Dan Satu Buah Menghadap Ke Utara. Sebelum Jepang Di Sergap, Tentara Sekutu Suda Memasang Empat Kekuatan Di Pesisir Pantai Posko Kekuatan Pertama Di Wajaboela,Posko Kekuatan Ke Dua Di Tileie Pante,Posko Kekuatan Ke Tiga Di Loleolamo Dan Posko Kekuatan Ke Empat Di Antara Air Pilowo. Setelah itu,Sekutu Juga Mengirim Tiga Kekuatan Untuk Menyerang Satu Kesatuan Tentara Jepang Di Bukit Kokota Dan Kekere. Satu Kesatuan Masuk Dari Pinggiran Kali Tilei, Satu Kesatuan Masuk Dari Kali Pilowo Dan Satu Kesatuan Masuk Dari Pesisir Pantai Dodoela Menuju Gunung Pang.
Di Gunung Pang Inilah Jepang Lari Ke Bukit Kokota Dan Setelah Sekutu Berhasil Menguasai Bukit Kokota Serta Memukul Mundur Tentera Jepang Lalu Bertahan Di Bukit Kekere. Maka Di Situlah Terjadi Pertempuran Besar-besaran Antara Tentara Sekutu Dan Tentara Jepang Yang Saling Berhadap-hadapan Di Antar Dua Bukit Yang Ada, Dua Bukit Berjarak Sekitar 100 Meter Dan Di Kedua Bukit Tersebut Kita Bisa Melihat Seluruh Daratan Pesisir Morotai Yang Memiliki Pesona Alam Yang Sangat Luar Biasa Serta Memiliki Penghasilan Alam Yang Melimpah Dan Memiliki Tanah Yang Subur. Di Tempat Ini Pulah Tentara Sekutu Dan Tentara Jepang Mati Jatuh Di Kali Dan Seluruh Mayat Berjatuhan Di Kali Tersebut Yang Membuat Kali Philowo Tersumbat Di Karenakan Terlalu Banyak Mayat Yang Menutupi Jalan Air.
Ditengah-tengah Kekalahan Jepang Di Morotai Dalam Perang Dunya II, Selanjutnya Sekutu Juga Melancarkan Serangan Bom Atom Pada Tanggal 16 Agustus Tahun 1945 Bertepatan Di Kota Herosyima Sebagai Kota Industry Baja Dan Pada Tanggal 16 Agustus 1945 Menyusul Sekutu Membom Kota Nagasaki Sebagai Pusat Industry Kapal Dan Galangan Kapal Yang Harus Memaksa Jepang Menyerahkan Diri Tampa Syarat. Di Morotai, Setelah Pertempuran Selesai Jepang Menyerahkan Diri Dan Melakukan Perdamaiyan Dengan Sekutu Di Pesisir Pantai Yang Di Sebut Dengan Pantai Trans Meter, Seluruh Barang-barang Mereka Di Tinggalkan, Sebagian Di Tanam, Di Bakar Dan Sebagian Pula Di Buang Ke Laut Morotai Serta Sebagian Mayat Tentara Jepang Mereka Bakar Di Daerah Trans Meter Yang Sekarang Tempet Itu Di Sebut Lokasi Bakar Mayat Berdekatan Dengan Lokasi Perkebunan Masarakat Totodoeko.
PEJUANG MERAH PUTIH MOROTAI (AGUSTUS 1948)
Belanda Masi Berdiam Diri Di Morotai, Seluruh Rakyat Suda Mulai Muak Dengan Kekejaman Mereka. Penindasan Yang Mereka Lakukan Selama Ini Tidak Manusiawi Lagi Banyak Masarakat Pribumi Dipukul, Dibunuh Karena Masyarakat Tidak Mau Memberikan Upah Dari Hasil Panen Perkebunan Maupun Peternakan Dan Bahkan Pihak Belanda Melakukan Pemerkosan Kepada Gadis-gadis Pribumi Morotai. Kami Mengira Peperangan Suda Berahir Pada Hal Pihak Belanda Masi Saja Menjajah Kami, Kami Kira Dengan Berahirnya Perang Antara Sekutu Dan Jepang Maka Berahir Pula Penindasan Di Bumi Pertiwi Morotai. Pondok-Pondok Warga Dibakar, Peternakan Kami Ditembak Dengan Senapan Otomatis 12,7 Dan Bahkan Rakyat Dilarang Untuk Mengibarkan Bendera Sangsaka Meraputih, Bendera Tersebut Adalah Kebanggaan Seluruh Rakyat Indonesia Dari Sabang Sampai Moroke, Merah Adalah Darah Dan Putih Adalah Suci. Rakyat Rela Mengorbankan Jiwa Dan Raganya Hanya Untuk Mempertahankan Bendera Merah Putih Tetap Selalu Berkibar Diudara.
Dengan Kondisi Tersebut Memancing Kemarahan Rakyat Pribumi Morotai Untuk Bertindak,Di Tengah-tengah Rasa Ketakutan, Hari-hari Yang Mencengkram Hadirlah Seorang Warga Yang Memberanikan Diri Untuk Membakar Semangat Perjuang Rakyat Morotai Untuk Bangkit Dan Melawan Atas Kediktatoran Kaum Penjajah Belanda. Hi. Ahmad Sukur Dan Rekan-rekannya Yang Telah Berjuang Dengan Gigih Berani Membela Bangsa Dan Negara Telah Tewas Di Tangan Belanda Yang Saat Itu Rakyat Morotai Melakukan Sabotase.
Di Malam Hari Benderah Merah Putih Mulai Di Tempelkan Di Mobil-mobil Tentara Belanda,Semakin Hari Situasi Semakin Kacau. Rapat Diakukan,Para Pimpinan Tertinggi Belanda Mulai Berkumpul Dalam Pertemuan Tersebut Tidak Lain Membahas Penyerangan Harus Di lakukan Secepatnya Untuk Membunuh Rakyat Morotai Maupun Para Tentara Atau Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) Harus Dibunuh Tampa Sisa. Disaat Itu Mereka Percaya Pada Seorabg Tentara Belanda Dengan Pangkat Sarsan Yang Berasal Dari Manado, Yang Sempat Bergabung Dengan Tentara Belanda.
Malam Itu Beliu Dipercayakan Untuk Menjaga Gudang Senjata Sebelum Tentara Belanda Menyerang,Rakyat Morotai Pada Pagi Hari, Tentera Tersebut Takut Bahwa Posisinya Akan Di Ketahui Oleh Tentera Belanda Ahirnya Beliau Langsung Melaporkan Kepada APRI.Dengan Kondisi Tersebut APRI Langsung Melaporkan Kepada Para Pemuda Dibawah Pimpinan Hanafi Djama Dan Wakilnya Hind Dari PERMESTA,Mereka Langsung Mengumpulkan Lebih Dari 60 Para Pemuda Dari Sangowo,Mira,Daeo Dan Beberapa Desa Yang Lainnya Temasuk Pemuda Kempolisi Yang Sekarang Menjadi Desa Juanga, Bahwa Berkorban Untuk Bini : Kalian Semua Takut Mati Atau Tidak?...Para Pemuda Walupun Jiwa Dan Raganya Menjadi Taruhan,Tetapi Dengan Semangat Nasionalisme Serta Patriotisme Yang Tinggi Serta Kecintaan Meraka Terhadap Rakyat Morotai, Mereka Siap Untuk Berkorban Sampai Titik Darah Penghabisan. Saat Itu Tepat Di Rumahnya Bapak Hanafi Djma Di Darueba,Mereka Menamakan Diri Sebagai Pemuda Merah Putih Yang Diperintahkan Oleh APRI Bahwa Pada Malam Ini Mereka Harus Membawa Gunting Dan Tang Untuk Memotong Kawat Duri.
Strategi Mulai Dijalankan,APRI Yang Memandu Setiap Tiga Orang Pemuda Yang Bersenjatakan Kayu Dibungkus Mantel,Botol Peninggalan Dibunkus Dengan Kain Dan Kayu Yang Diujungnya Terdapat Bajenet Peninggalan Australia.Setelah Itu Mereka Masuk Melewati Pos Monyet Dengan Cara Tiarap Lalu Tiga Orang Pemuda Menodong Senjata Kepada Tentara Yang Sedang Berjaga Disetiap Pos Monyet.Ketika Sampai Pada Pintu Kamar, Lalu Tiga Orang Pemuda Mengetuk Pintu Lalu APRI Yang Menodongkan Senjata.Setelah APRI Dan Para Pemuda Merah Putih Berhasil Menguasai Kompi 153 (Sekarang Markas AURI),158 LOC (Leiher Organisation Central).Kompi 159 Bos Weisen (Juanga/Dermaga Veri) D Day (Pandanga) Dan Kem Polisi Belanda( Yang Sekarang Perkebunan Masarakat Juanga) Pada Jam 04.00 WIT Dini Hari, Maka Bendera Merah Putih Mulai Dikibarkan Pertama Kalinya Didaerah Pekantoran Pemerintah Belanda Yang Berkedudukan Di Juanga Komples Kem polisi Belanda Yang Dipimpin Oleh APRI Dan Para Pemuda Merah Putih Morotai.
Paska Pengusaan Kompi-kompi Milik Belanda Itu, Semua Rakyat Morotai Di Melangsungkan Upacara Pengibaran Sangsaka Meraputih Dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Paska Upacara Selesai Para Mayat Pemuda Dan APRI Di Kuburkan Di Kuburan Pahlawa Yang Sekarang Menjadi Desa Wawaema, Di Sanalah Para Pejuang-pejuang Morotai Di Makamkam “ Hormat Kami Untuk Para Leluhur Bumi Moro, Semangat Perjuangan Kalian Akan Kami Lanjutkan “(20-21 Agustus 1945) di morotai.
MOROTAI TAHUN 1958
Reaksi Kekalahan Jepang Dalam Perang Dunya II Di Morotai Yang Harus Memaksakan Mereka Untuk Tidak Keluar Adalah Satu Keputusan Bersama Bsekutu Masi Berada Di Morotai Dan Indonesia Suda Merdeka. Untuk Menyelamatkan Diri Didalam Kehidupan Yang Serba Sulit, Ahirnya Mereka Berusaha Untuk Menyatu Dengan Alam Morotai. Tepatnya Di Belakang Perkampungan Warga Tjio Masi Terdapat Sembilan Orang Tentara Jepang Yang Belum Kembali Kenegara Asalnya Setelah Perdamaiyan Sekutu Dan Jepang. Tempat Tinggal Mereka Di Gunung Suwedi. Hutan Yang Sangat Ganas Mereka Mampu Untuk Beradaptasi Dan Membuat Kebun Di Belakang Tjio. Saat Itu Rakyat Morotai Tidak Mengetahui Keberadaan Jepang Yang Hidup Di Hutan Morotai,
Suda Lama Mereka Ingin Kembali Kenegaranya, Di Puncak Gunung Gogirina Mereka Membuat Pesawat. Bodi Dari Rotan, Sayap Dari Bambu, Dan Baling-baling Dari Kayu. Setelah Selesai Ternyata Pesawat Itu Tidak Bias Terbang Jauh. Di Saat Masarakat Tjio Masuk Kehutan Untuk Mencari Kayu Damar, Orang Jepang Mengintai Mereka Sampai Kayu Damar Di Turunkan Ke Kali. Di Kali Suda Terdapat Rakit, Orang Jepang Langsung Menyergap Dan Merampas Damar Mereka Setelah Damar Itu Di Rampas, Orang Tjio Mengetakan Ke Orang Jepang Yang Masing-masing Dengan Nama Kisi, Rata ,Maida Dan Yang Lainnya Berjumlah Sembilan Orang Itu Bahwa Indonesia Suda Merdeka.
Tentara Sekutu Suda Pulang Ke Negaranya Masing-masing. Orang Jepang Tidak Percaya Bahwa Indonesia Suda Merdeka, Salah Satu Orang Tjio Yang Bernama Copo Langsung Lari Ke Kampong Untuk Mengambil Bendera Merah Putih Dan Membawa Kehadapan Orang Jepang Bahwa Betul Indonesia Itu Suda Merdeka, Mereka Masi Saja Belum Percaya Kepada Orang Tjio. Selanjutnya Mereka Juga Ikut Dengan Tentara Jepang Melintasi Sungai Memakai 12 Rakit, Tiga Rakit Untuk Damar Dan Sembilan Rakit Dinaiki Oleh Orang Jepang Yang Setiap Orang Suda Memengang 900 Butir Peluru. Bendera Merah Putih Dan Bendera Jepang Di Silangkan Didepan Rakit. Kisi Sebagai Pimpinan Orang Jepang Ketika Sampai Di Perkampungan Warga Tjio Mereka Langsung Disambut Oleh Kepala Desa Tjio Bapak Husain Yusuf.
Sembilan Orang Tentara Jepang Langsung Diajak Untuk Tinggal Dirumahnya Basri Boi, Selanjutnya Orang Jepang Langsung Menerima Tawaran Tersebut. Selama Tiga Hari Di Tjio, Siang Malam Kerja Mereka Hanya Membuat Antraksi-antaraksi Perjuanangan Permainan. Sebelum Berangkat Meninggalkan Morotai, Mereka Mengatakan Bahwa Di Belakang Tjio Mereka Sempat Membuat Kebun. Masarakat Dari Tiga Desa Tersebut Yaitu Desa Tjio Kecil,Tjio Besar, Dan Kampong Tua Sama-sama Mereka Masuk Ke Hutan Dan Mengambil Hasil Panen Orang Jepang. Banyaknya Masarakat Yang Mengambil Tanaman Perkebunan Itu Tetap Tidak Habis.
Setelah Kesembilan Orang Jepang Itu Dipulangkan Kenegara Mereka Pada Tahun 1974 Mereka (Nakamura dan Goyoko) Sering Keluar Masuk Kampung Dan Secara Diam-diam Ternyata Nakamura Perna Menjalin Cinta Dengan Seorang Gadis Dari Desa Sangowo Yang Bernama Nifa Dan Waktu Itu Nakamura Berusia 25 Tahun, Menjelang Beberapa Tahun Kemudian Tentara Jepang Balik Ke Morotai Untuk Mencari 2 Orang Tentara Jepang Yang Masi Tertinggal, Yaitu Nakamura Dan Goyoko. Tetapi Mereka Hanya Berhasil Menemukan Prajurit Nakamura Dan Menagkapnya Dengan Membawakan Lagu Kebangsaan Jepang, Diiringi Dengan Tuturan Air Mata Yang Menyirami Pipi Para Tentera Jepang, Karena Sedih Melihat Keadaan Prajurit Yang Gagah Perkasa Masi Hidup. Inilah Lagu Kebangsaan kita:
Yoyakeko Dihingakao Rete Yoma No ate Kani Garu ooo….Se iro….o….Nasagu fori yori Fojina Soae takiso Ken ua Mokesu Yoru Genage….! Yang artinya :
Inilah Kehormatan Sejarah Nipon, Pandanglah Langit Fajar Dilaut Timur Matahari Tertinggi Bersinar-sinar Kumengaku Gembira Di Dada Kita Penuh-penuh Harapan Kepulawanku.
Mio takaino sola akete…gesta gostatakue page akeba sing….sing….sing pake akeba ooo…! Yang artinya:
Pagi-pagi Di Atas Berawan Putih Tidak Ada Ceceran Sedikit Juga, Inilah Kehormatan Sejarah Nipon.
MISTERIUSNYA HUTAN MOROTAI
Hutan Yang Mesterius, Menyimpang Begitu Banyak Kejadian-kejadian Sangat Mengerikan Di Saat Mereka (Suko moro) Menampakan Wojud Yang Asli. Hutan Yang Lebat, Tetapi Dalam Kesunyian Kita Akan Mendengar Suara Tembakan Ataitu Teriakan-teriakan Yang Sangat Menakutkan. Begitu Pula Dengan Barang-barang Peninggalan Yang Telah Ditemkan Dalam Hutan. Tadinya Kita Suda Membeir Tanda Pada Barang-barang Peninggalan Yang Telah Kita Temui, Tetapi Seminggu Atau Sebulan Kemudian Ketika Kita Balik Kelokasi Tersebut Untuk Melihatnya, Nyata Barang-barang Peninggalan Tersebut Sudah Berubah Menjadi Besar Atau Menjadi Non Besar Atau Batu Besar. Sungguh Aneh Hutan Morotai?.......
Pulau Ini Tampa Dipungkiri Di Huni Oleh Suku Asli Yaitu Suku Moro. Tempat Tinggal Mereka Biasanya Dipohon Besar, Batu-batu Besar Dan di Air. Di dalam Hutan Begitu Banyak Air Terjun Dan Goa. Tapi Begitunya, Di Hutan Morotai Terdapat Pangser Atau Amfibi Yang Tergantung Di Pohon Besar, Dan Juga Peninggalan Berupa Belanga Besar Yang Sampai Saat Ini Tidak Ada Tanah Atau Rumput Yang Tumbuh Di Dalamnya Adan Juga Hal Yang Terbuat Dari Perak Yang Terdapat Di Gunung Alipang Dan Lonceng Asal Yang Terbuat Dari Emas Masi Terdapat Di Dalam Laut. Menurut (Seorang Penjaga Lokasi Persembunyian Nakamora), Beliau Mengatakan Behwa Diatas Gunung Pasi, Ada Sebuah Peti Yang Diatasnya Terdapat Sebuah Mangkok Dan Satu Buah Piring. Iya Juga Mengatakan Bahwa Sesunggunya Peti Itu Selalu Berpindah-pendah Tempat. Pada Jumat Pertama Posisi Peti Itu Di Tanjung Wajaboela, Jumat Ke Dua Posisi Peti Itu Berada Di Belakang Wajaboela Dengan Demikian Hutan Morotai Memiliki Keanehan Tersendiri Yang Pada Ahirnya Keadaan Tersebut Sampai Sekaran Masi Tetap Seperti Itu.
Morotai Dalam Sejarah Dunya Juga Tercatat Bahwa Di Morotailah Peperangan Asia Pacific Itu Terjadi Yang Bermula Dari Kepentingan-kepentingan Negara-negara Besar Yang Menjadikan Morotai Adalah Wilayah Pertahanan Perang, Hal Tersebut Seharusnya Menjadi Cacatatan Buat Kita Semua Sebagai Generasi Para Leluhur Morotai Untuk Selalu Menelusuri Jejak Sejarah Perang Dunya II, Pada Tahun 1944. Dengan Demikian Kita Akan Mengetahui Sejarah Kita Sendiri.
Sumber informasi

Ucapan terimakasi yang mendalam kepada teman-teman ataupun orang-orang yang pada waktu itu terlibat dalam perang dunya II, karena mereka-mereka inilah penulisan artikel terkait dengan sejarah morotai dimasa perang dunya II bisa penulis selesaikan, penulis sadari bahwa, tulisan ini belum sepenuhnya sempurna di karenakan penulis hanyalah manusia biasa yang memiliki kekurang. Maka dengan demikian penulis sangat mengharapkan kiritikan maupun saran dari pembaca untuk penulis menyempurnakan tulisan penulis ini.

Sumber : Morotai City

Strategi Revitalisasi Kawasan Urban



Strategi Revitalisasi Kawasan Urban

 Kota-kota besar di negara berkembang dalam perkembangannya cenderung mengalami permasalahan yang serupa, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat.
Data PBB menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun (1995-2025) penduduk dunia yang bermukim di kawasan urban akan bertambah dua kali lipat dari 2,4 milyar ke 5 milyar (Hall, Pfeiffer, 2001). Fenomena sosial ini dapat dipastikan selalu membawa masalah dan konsekuensi besar pada mampu tidaknya sebuah kota mengakomodasi beban ini.
Dalam mengatasi kasus urbanisasi tersebut pemerintah kota-kota besar di negara-negara berkembang pada umumnya mengambil strategi dengan melakukan konsep pembangunan melebar secara horizontal.
Permukiman-permukiman berskala luas berdensitas rendah umumnya dibangun di kawasan pinggiran kota induk. Namun kasus urbanisasi ini akan terus meningkatkan permintaan akan lahan, sedangkan lahan adalah suatu komoditas yang sifatnya terbatas dan tidak mungkin diperluas.
Sehingga strategi horizontal development yang diterapkan ini pada waktunya tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan keterbatasan lahan yang timbul, bahkan dapat menimbulkan permasalahan lain seperti yang terjadi di daerah Jabodetabek yaitu isu kemacetan, beban infrastruktur dan utilitas yang berlebih maupun permasalahan sosial budaya yang ada.
Salah satu solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan revitalisasi, yaitu suatu upaya untuk mendaur-ulang (recycle) lahan kota yang ada dengan tujuan untuk memberikan vitalitas baru, meningkatkan vitalitas yang ada atau bahkan menghidupkan kembali vitalitas di kawasan tersebut, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi kelangsungan hidup kota yang lebih baik.
Fakta menunjukkan bahwa banyak kawasan-kawasan di berbagai kota besar di negara berkembang yang dibiarkan dan tidak dioptimalkan penggunaannya, seperti contohnya kawasan-kawasan di pusat kota di Jakarta dan kawasan segitiga emas di Surabaya. Pada dasarnya kawasan-kawasan kota yang bermasalah tersebut biasanya memiliki beberapa kesamaan seperti matinya/memudarnya aktivitas ekonomi, memiliki kualitas spasial, fisik bangunan dan citra kawasan yang kurang baik, bahkan untuk beberapa kawasan tidak memiliki infrastruktur yang memadai. Melihat hal ini maka upaya revitalisasi bisa menjadi sebuah solusi, namun strategi revitalisasi yang seperti apa yang baik diterapkan di kawasan-kawasan urban tersebut?
Apabila berkaca dari keberhasilan revitalisasi di beberapa kota besar, terutama di Asia, terdapat beberapa hal yang bisa dimasukkan kedalam strategi revitalisasi bagi kota-kota di Indonesia, yaitu:
Adanya inisiatif politik (political will) yang kuat dari pemerintah dalam mendorong percepatan proses revitalisasi. Seperti halnya Urban Redevelopment Authority (URA) di Singapura yang merupakan salah satu badan pemerintah di Singapura yang paling aktif dalam mengembangkan konsep-konsep revitalisasi untuk menghidupkan kembali kawasan-kawasan tua yang mati secara ekonomi. Banyak kota-kota di negara berkembang tidak menyadari bahwa kawasan-kawasan urban memiliki umur ekonomi (economic life cycle) yang dalam jangka waktu tertentu harus didaur ulang. URA Singapura berhasil mengubah kawasan Far East Square di Singapore yang dulunya berupa ruko-ruko tradisional dikawasan Chinatown yang sudah tidak mampu bersaing secara ekonomi kemudian direvitalisasi di akhir 90-an menjadi kawasan wisata urban yang sukses dengan tema culinary district.
Menggunakan strategi identitas ekonomi yang inovatif dan unik. Salah satu alasan matinya aktivitas ekonomi di kawasan urban adalah ketidakmampuan kawasan tersebut untuk beradaptasi terhadap tantangan ekonomi baru, sehingga dengan adanya reposisi identitas ekonomi yang lebih inovatif dan unik diharapkan akan mampu membuat kawasan urban tersebut untuk bersaing dengan kawasan urban lainnya. Salah satu contoh yang berhasil adalah kawasan Far East Square yang telah dijelaskan diatas.
Menggunakan strategi pentahapan (phasing strategy), yaitu melakukan proses revitalisasi yang dimulai dari area yang paling cepat dan mampu merepresentasikan wajah baru kawasan tersebut. strategi pentahapan menjadi krusial karena pada dasarnya kawasan urban yang direvitalisasi merupakan area yang cukup luas, sehingga tidak mungkin mengembangkan seluruh kawasan dalam waktu bersamaan. Contoh yang baik adalah strategi pentahapan pembangunan di kawasan Xin Tian Di di Shanghai.
Proyek ini dimulai dengan membangun zona historis seluas 4 Ha, yang didominasi bangunan kolonial peninggalan Perancis, dan 3 Ha untuk zona konservasi yaitu danau buatan. Zona historis ini kemudian dikonservasi dan direkonstruksi seperti aslinya namun dirubah fungsinya menjadi restoran/café/bar kelas satu dan akhirnya berhasil menjadi kawasan favorit dan dapat menarik investasi properti di Shanghai.
Pembentukan badan pengelola kawasan yang akan direvitalisasi yang terdiri dari para stakeholder di kawasan tersebut. Badan ini nantinya memiliki peran yang kuat dalam menentukan strategi dan konsep yang cocok untuk kawasan yang akan direvitalisasi tersebut. kepemilikan peran yang kuat ini didasarkan atas kesamaan visi dan misi tiap stakeholder terkait di wilayah tersebut, sehingga revitalisasi yang dilakukan akan menuai nilai positif. Salah satu contoh yang terjadi di kawasan historis Shamian Island, Guangzhou, Cina, dimana pemerintah memberi kontrak konsesi kepada pihak developer yang berasal dari daerah yang akan direvitalisasi tersebut, sehingga dengan keleluasaan menerapkan konsep dan pengembangan wilayah yang sesuai dengan potensi di kawasan tersebut dapat tercipta keberhasilan revitalisasi.
Menerapkan strategi konsep pengembangan kawasan campuran (mixed-use) yang terpadu dan terintegrasi (integrated development). Adanya konsep mixed-use dapat meningkatkan jenis aktivitas di kawasan urban tersebut sehingga mampu menciptakan daya tarik dan perekonomian kawasan tersebut. selain itu kesuksesan kawasan-kawasan yang direvitalisasi di Singapura, Kuala Lumpur dan Shanghai juga diperkuat oleh konsep Master Plan yang terpadu. Dokumen Master Plan ini memuat strategi-strategi perencanaan kawasan yang komprehensif.
Setelah menelaah strategi-strategi revitalisasi yang telah diterapkan oleh beberapa kota di dunia dan menuai hasil yang positif, maka sangat diharapkan pemerintah Indonesia maupun pihak terkait yang akan melakukan revitalisasi di kota-kota Indonesia untuk dapat melakukan studi lebih lanjut terkait strategi-strategi tersebut dan dapat menerapkan strategi-strategi diatas sesuai dengan keadaan kawasan yang akan direvitalisasi. Dengan begitu arahan revitalisasi di Indonesia dapat menuai hasil positif baik terutaman bagi masyarakat umum

Rabu, 04 Januari 2012

Menghapus Westernisasi Melukiskan Akulturasi

Era globalisasi merupakan saat yang tepat untuk berbagi kebudayaan. Di zaman semodern ini, komunikasi antar negara bukanlah sesuatu yang mustahil. Dengan teknologi yang semakin canggih, slogan “dunia dalam genggaman” tak ubahnya seperti mimpi masa lalu yang sekarang telah terwujud. Meskipun terpisah jarak beribu-ribu kilometer, komunikasi dapat dilakukan dalam kecepatan sepermilidetik kapanpun dimanapun oleh siapapun. Sebagai bangsa yang menjadi “penguasa” teknologi itulah, bangsa barat menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Alhasil, bangsa barat menjadi kiblat kemajuan teknologi dan bangsa-bangsa lain selalu berkaca pada dunia barat, termasuk Indonesia. Tapi ternyata tak hanya teknologi saja yang kita adopsi, perlahan-lahan budaya barat juga mulai mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia. Inilah yang disebut dengan westernisasi.
Dikutip dari KOMPAS, westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan nasionalismenya, yang meniru atau melakukan aktivitas yang bersifat kebarat-baratan (budaya orang barat). Westernisasi bak wabah yang siap menerjang kapan saja jika kita tak lagi menghargai budaya sendiri. Dari pandangan sosiologi, westernisasi ini bisa menimublkan dampak negatif terhadap suatu budaya apabila proses penyerapan kebudayaannya terlalu berlebihan dengan tidak memperhatikan aspek-aspek dari budaya lokal itu sendiri. Ironisnya, hal ini mulai tampak di Indonesia, hegemoni westernisasi telah melahirkan suatu konsepsi pada kalangan remaja terutama bahwa kalau mau gaul harus berpakaian atau meniru gaya orang-orang barat. Di sisi lain, hal ini menyebabkan lunturnya jiwa-jiwa nasionalis dan cinta produk dalam negeri. Dan ketika budaya kita diklaim oleh “tetangga dekat”, yang bisa dilakukan hanya mencaci dan mencemooh mereka. Padahal kalau kita mau berkaca, kita sendirilah yang telah menelantarkan kekayaan bangsa ini. Sehingga sedikit aneh apabila kita menjuluki mereka “maling”, padahal kita sendiri telah “membuangnya”.
Westernisasi, Penjajahan Gaya Modern
Pengaruh budaya barat tak hanya berimbas pada orang-orang di kota. Semua golongan, baik itu tua maupun muda telah termakan suatu paham yang menuntun kita untuk meniru dan menerapkan budaya-budaya orang barat kedalam kehidupan. Tanpa disadari, anak-anak bangsa telah terbuai dengan pola-pola hidup yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa. Perubahan gaya berpakaian, tren-tren yang didominasi oleh bangsa barat, bahkan sampai hilangnya kesopanan dan pitutur luhur pada anak-anak muda sekarang seolah-olah merupakan sebuah sistem yang diatur dengan sangat matang agar seluruh aspek kehidupan dikuasai bangsa barat. Fenomena ini mengingatkan kita pada luka lama yang pernah menjangkit ibu pertiwi, ketika bangsa kita dijajah oleh bangsa barat dan baru bisa keluar dari belenggu itu ratusan tahun lamanya. Sekarang penjajah itu sudah tidak lagi bertahta di nusantara, tapi ancamannya kini jauh lebih dahsyat dengan sedikit demi sedikit mengelupas kepribadian bangsa sampai suatu saat nanti kita benar-benar berada dalam kekangan mereka.
Era globalisasi seolah mendukung proses ini sehingga tampak lebih halus dengan menampilkan “wajah bersahabat” dengan menuntun kedalam budaya-budaya mereka. Jika kita berhasil termakan buaian ini, sama halnya dengan ikan yang  telah berhasil lepas dari kail tapi malah menuju ke jaring yang telah disiapkan. Apabila kita tidak selektif dalam menyikapi proses westernisasi ini tentu saja akan menyebabkan lunturnya jati diri bangsa dan budaya barat akan mendonimasi seluruh aspek kehidupan. Indonesia sebenarnya adalah bangsa yang besar dimana setiap daerah memiliki budaya-budaya masing-masing yang itu merupakan kekayaan dan bisa menjadi ikon untuk menarik bangsa lain. Ingat, bangsa yang baik adalah bangsa yang mengenal budayanya. Jika kita yang sebenarnya sudah memiliki budaya yang hebat lalu kenapa harus meniru budaya bangsa lain?
Membangun Kembali Jati Diri Bangsa Dengan Akulturasi yang Selektif
Dengan gencarnya arus perubahan kebudayaan ke arah westernisasi, kita sebagai kalangan terpelajar seharusnya dapat berlaku selektif menyikapi fenomena ini. Memang budaya bangsa barat tak seluruhnya negatif, hanya saja kita belum mampu menilah-milah manakah yang sesuai dengan budaya kita. Sebagai contoh, budaya minum-minuman beralkohol yang telah menjangkit bangsa ini memang berasal dari pengaruh budaya barat, tapi coba kalau kita mau berfikir, lingkungan orang barat adalah lingkungan yang beriklim dingin, tak aneh jika mereka mengkosumsi minuman beralkohol yang secara fisiologis dapat meningkatkan kehangatan tubuh. Tapi bagaimana dengan di Indonesia yang cuacanya cenderung panas, budaya seperti ini tentu saja tidak cocok, karena berlagak agar seperti bangsa barat akhirnya yang terjadi hanyalah merusak moral dan menyebabkan mabuk-mabukan. Seperti apa kata pepatah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Setiap bangsa pasti memiliki perbedaan-perbedaan kebudayaan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Proses penyerapan budaya yang berlebihan dan tidak tepat sasaran seperti inilah yang ditakutkan dapat melunturkan jati diri bangsa Indonesia. Yang kita perlukan sebenarnya hanyalah perlakuan selektif dalam memilih mana budaya yang pantas untuk kita adopsi. Seperti halnya usus manusia yang menyaring sari-sari makanan, tentu saja yang dibiarkan untuk diserap adalah zat-zat yang bermanfaat, sedangkan yang tidak bermanfaat bagi tubuh dibiarkan lewat sampai pembuangan. Kalau kita analogikan hal ini dalam proses akulturasi budaya, pasti akan sangat baik hasilnya. Sehingga pengaruh westernisasi tidak lagi menjadi momok yang menakutkan karena proses akulurasi yang selektif telah menuntun kita agar tidak melupakan budaya sendiri dengan tetap menerima budaya-budaya barat.

NASEHAT YANG BAIK KEPADA SAUDARA KITA

Judul di atas mengisyaratkan bahwa nasehat dapat dibagi menjadi dua kategori; nasehat yang baik dan nasehat yang tidak baik. Padahal secara umum, kata “nasehat” sering dikonotasikan hanya dalam rangka kebaikan dan seharusnya ditujukan untuk memberi kebaikan dan manfaat kepada orang lain. Tidak mungkin seseorang menjerumuskan orang lain melalui media nasehat atau merupakan hal yang mustahil, nasehat yang disampaikan justru bertujuan untuk menjerumuskan orang ke dalam kemaksiatan dan kesusahan.

Namun penggunaan “nasehat” dalam konteks yang negatif ternyata digunakan oleh Al-Qur’an, yaitu nasehat yang justru akan menjerumuskan orang lain ke dalam bahaya, seperti yang digambarkan dalam kisah perjalanan nabi Yusuf bersama saudara-saudaranya yang hendak membunuhnya. Demikian juga, nasehat yang pernah disampaikan oleh Iblis kepada nabi Adam dan Hawa yang justru untuk menjerumuskan keduanya ke dalam kemaksiatan.

Nasehat yang menjerumuskan yang dimaksud adalah bujuk rayu saudara-saudara Yusuf as untuk meyakinkan ayahanda mereka Ya’qub as agar mengizinkan Yusuf bermain bersama mereka. Padahal dibalik nasehat itu, sesungguhnya mereka menyembunyikan niat jahat terhadap Yusuf yang memang sudah dirancang dengan matang.

Allah swt berfirman, “Mereka berkata: “Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang memberi nasehat untuk kebaikannya.” Yusuf: 11.

Demikian juga syaitan dalam memperdaya manusia terkadang menggunakan media nasehat seakan-akan ia penasehat yang tulus seperti yang pernah berlaku terhadap Adam dan Hawa yang diabadikan Allah dalam surah Al-A’raf: 21, “Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”.

Untuk menyakinkan bahwa nasehatnya tulus dan tidak bermotif lain selain dari ingin memberikan kebahagiaan kepada keduanya, iblis bersumpah sebagai seorang penasehat yang ikhlas. Bahkan secara bahasa seperti yang diungkapkan oleh Imam Az-Zamakhsyari nasehat iblis diperkuat dengan tiga penegasan (ta’kid); lafadz sumpah itu sendiri, nun dan lam ta’kid adalah semata-mata untuk memperkuat keyakinan penerima nasehat bahwa ia benar-benar tulus dalam memberikan nasehatnya. Sungguh di luar dugaan dan kebiasaan memang, sehingga kita dituntut waspada terhadapnya.

Berdasarkan pembacaan terhadap kata “nasehat” dengan seluruh derivasinya yang tersebut dalam ayat-ayat Al-Qur’an, tercatat bahwa kata ini tersebut sebanyak 13 kali. Dari ketiga belas ayat ini, surah Al-A’raf merupakan surah yang terbanyak menyebutkan kata ini, yaitu sebanyak 6 kali, hampir setengah dari penyebutan “nasehat” dalam seluruh ayat Al-Qur’an. Hal ini sangat wajar karena memang surah Al-A’raf banyak mengungkap tentang sikap dakwah para nabi Allah swt yang secara garis besar mereka adalah para penasehat ulung yang terbaik dan sangat bijak dalam menyampaikan pesan dan nasehat kebaikan kepada seluruh umat yang diistilahkan oleh Al-Qur’an sebagai “Nashihun Amin”. Sehingga dikatakan bahwa salah satu ayat dari surah Al-A’raf ini seperti yang dikatakan oleh Az-Zamakhsyari dan Ibnu Asyur sebagai “Ajma’u Ayatin fi Makarimil Akhlak”, ayat yang paling komprehensif dalam pembahasan akhlak yang mulia. Padahal nasehat menasehati termasuk akhlak yang mulia yang tentunya harus dibingkai dan dikemas serta berlangsung dalam suasana ukhuwwah dan koridor akhlak yang mulia juga. Jika tidak, maka tradisi ini akan kehilangan signifikansi nilainya dalam konteks akhlak Islam.

Pada kapasitas para nabi sebagai ‘nashihun amin’ yang disebutkan diantaranya dalam surah Al-A’raf: 68, “Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu” layak dan patut untuk dijadikan cermin dan contoh teladan, karena demikian seharusnya para penasehat itu bersikap dan berperilaku, sehingga tidak mudah dan gampang mengumbar nasehat kepada seseorang.

Inilah arti nasehat yang sesungguhnya menurut bahasa, yaitu mencari dan memilah sebuah perbuatan atau perkataan yang mendatangkan maslahat bagi sahabatnya. Seperti ungkapan bahasa Arab, Nashihul ‘Asal yang artinya madu yang murni yang telah dipilah dari beberapa madu yang banyak. Betapa nasehat yang baik hanya bermuatan positif dan melalui proses pemilahan kata atau tindakan yang tepat dan bisa memberikan manfaat bagi si penerima, bukan malah sebaliknya.

Jika demikian, memang tidak mudah memberikan nasehat yang baik kepada seseorang. Agar amaliah nasehat menasehati berlangsung dengan baik tanpa melahirkan su’u dzan dan kebencian, atau berubah status menjadi media “ta’yir”, maka yang harus diperhatikan dalam memberikan nasehat diantaranya adalah muatan nasehat itu sendiri, cara, media dan adab menyampaikan nasehat, suasana dan status sosial penerima nasehat, serta target yang hendak dicapai dari penyampaian nasehat tersebut.

Sebagai ilustrasi bisa dikemukakan disini bahwa pada ketika khalifah Harun Ar-Rasyid sedang melaksanakan thawaf, tiba-tiba seseorang berkata kepadanya dengan nada agak ketus: “Hai Amirul Mukminin, saya ingin menyampaikan sesuatu kepada engkau dengan bahasa yang agak keras, maka terimalah dengan sabar!”. Amirul Mukminin menjawab: “Tidak, ini bukan sesuatu yang baik dan bukan pula merupakan sebuah penghormatan. Allah telah mengutus seseorang yang lebih baik dari kamu yaitu Musa as kepada orang yang lebih buruk dari saya yaitu Fir’aun, tetapi Allah memerintahkan Musa agar menyampaikan pesan atau nasehat kepadanya justru dengan bahasa yang lembut.

Simaklah firman Allah swt, “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. Thahaa: 43-44) (lihat Al-Mujalasah WaJawahirul Ilm karya Imam Abu Bakar Ahmad bin Marwan: 3/364). Disini nasehat harus berupa ucapan yang mampu meluluhkan hati penerimanya dan menyadarkannya dari kesalahan. Sehingga bukan termasuk nasehat yang baik jika kemudian penerima nasehat malah menjadi kesal, jengkel dan sebagainya.

Dalam konteks ini, Imam Ibnu Qayyim dalam kitab Ar-Ruh membedakan antara pembicaraan yang bermuatan nasehat dengan pembicaraan yang berunsur “ta’nib atau ta’yir” (pembicaraan yang berkonotasi negatif untuk mengaibkan orang dan menelanjangi kejelekannya) bahwa nasehat merupakan sebuah kebaikan yang disampaikan kepada seseorang dengan cara yang santun, bijak dan baik serta penuh rasa kasih sayang dan tulus hanya mengharapkan ridho Allah swt dan kebaikan pada diri penerima nasehat. Sedangkan ta’nib bertujuan menghinakan dan menjelekkan seseorang meskipun dengan cara seolah-olah sedang memberi nasehat. Senada dengan pernyataan ini, Imam Syafi’i menjelaskan uslub yang terbaik dalam menyampaikan nasehat yang tersebut dalam kumpulan syairnya )Diwan Asy-syafi’i/ 96):

تعمدنى بنصحك فى انفرادى وجنبنى النصيحة فى الجماعه
فإن النصح بين الناس نوع من التوبيخ لا أرضى استماعه
وإن خالفتنى وعصيت قولى فلا تجزع إذا لم تعط طاعه

“Biasakanlah nasihatmu (disampaikan) dalam kesendirianku
Dan hindarilah (menyampaikan) nasehat di perkumpulan orang
Karena sesungguhnya nasehat di tengah orang banyak merupakan salah satu bentuk
Penghinaan yang tidak aku relakan untuk mendengarnya
Jika engkau menyalahi dan melanggar ucapanku ini
Maka janganlah kecewa (kesal) jika tidak ditaati (nasehatmu)”

Disinilah akan nampak perbedaan antara seorang mukmin yang tulus memberi nasehat dengan seorang yang disebut sebagai Al-fajir yang mempunyai motifasi tertentu dalam nasehatnya seperti yang disampaikan oleh Al-Fudhail bin Iyadh,

“Seorang mukmin itu selalu berusaha menutupi kesalahan orang lain lalu menasehatinya, sedangkan seorang pelaku maksiat cenderung berusaha membongkar aib orang lain dan menghinakannya”.

Dalam bahasa Rasul, amaliah nasehat menasehati merupakan akhlak unggulan sehingga seluruh agama ini dikatakan sebagai nasehat, “Agama itu adalah nasehat” demikian sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Ahmad dan Abu Daud dari Tamim Ad-Dari. Bahkan sahabat Jarir bin Abdullah menjadikan nasehat sebagai salah satu poin baiat kepada Rasulullah saw: “Saya berbaiat kepada Rasulullah untuk senantiasa mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mengamalkan nasehat bagi setiap muslim”. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)

Sungguh – karena kelemahan insani – setiap kita sangat membutuhkan nasehat. Tentunya, nasehat yang baik, yang disampaikan dengan cara yang baik, dan dalam koridor akhlak yang baik, serta untuk tujuan kebaikan dan perbaikan.

Semoga budaya nasehat menasehati yang merupakan inti ajaran Islam akan senantiasa menjadi media komunikasi yang efektif antara umat Islam dalam menyampaikan masukan dan ide untuk kebaikan bersama dan budaya ini tidak menjadi media atau ajang ‘ta’yir” antara satu individu dengan individu yang lain, apalagi antar satu komunitas dengan komunitas yang lain. Allah swt berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. Al-Hujurat:12. Allahu a’lam

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak (Like & Coment)