Senin, 29 Oktober 2012

JEJAK KEGEMILANGAN UMAT ISLAM DALAM PENTAS SEJARAH DUNIA


Oleh: Ir. H. Budi Suherdiman Januardi, MM.
 
Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekira 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah Saw di Madienah (622-632M); Masa Daulat Khulafaur Rasyidin (632-661M); Masa Daulat Umayyah (661-750M) dan Masa Daulat Abbasiyah (750-1258 M) sampai tumbangnya Kekhilafahan Turki Utsmani pada tanggal 28 Rajab tahun 1342 H atau bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M, dimana masa-masa kejayaan dan puncak keemasannya banyak melahirkan banyak ilmuwan muslim berkaliber internasional yang telah menorehkan karya-karya luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia yang terjadi selama kurang lebih 700 tahun, dimulai dari abad 6 M sampai dengan abad 12 M. Pada masa tersebut, kendali peradaban dunia berada pada tangan umat Islam.

Pada saat berjayanya peradaban Islam semangat pencarian ilmu sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Semangat pencarian ilmu yang berkembang menjadi tradisi intelektual secara historis dimulai dari pemahaman (tafaqquh) terhadap al-Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang kemudian dipahami, ditafsirkan dan dikembangkan oleh para sahabat, tabiin, tabi' tabiin dan para ulama yang datang kemudian dengan merujuk pada Sunnah Nabi Muhammad saw.

ERA RASULULLOH SAW (622-632M) DAN PERIODE DAULAT KHULAFAUR RASYIDIN (632-661 M)

Kesuksesan Rasulullah Muhammad Saw dalam membangun peradaban Islam yang tiada taranya dalam sejarah dicapai dalam kurun waktu 23 tahun, 13 tahun langkah persiapan pada periode Makkah (Makiyyah) dan 10 tahun periode Madienah (Madaniyah). Periode 23 tahun merupakan rentang waktu kurang dari satu generasi, dimana beliau Saw telah berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa-bangsa yang lebih tua peradabannya saat itu khususnya Romawi, Persia dan Mesir.

Seorang ahli pikir Perancis bernama Dr. Gustave Le Bone mengatakan:
“Dalam satu abad atau 3 keturunan, tidak ada bangsa-bangsa manusia dapat mengadakan perubahan yang berarti. Bangsa Perancis memerlukan 30 keturunan atau 1000 tahun baru dapat mengadakan suatu masyarakat yang bercelup Perancis. Hal ini terdapat pada seluruh bangsa dan umat, tak terkecuali selain dari umat Islam, sebab Muhammad El-Rasul sudah dapat mengadakan suatu masyarakat baru dalam tempo satu keturunan (23 tahun) yang tidak dapat ditiru atau diperbuat oleh orang lain”.

Masa kerasulan Muhammad Saw pada akhir periode Madienah merupakan puncak (kulminasi) peradaban Islam, karena disitulah sistem Islam disempurnakan dan ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. Al-Maidah ayat 3).

Generasi masa itu merupakan generasi terbaik sebagaimana firman Alloh Swt:“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh”. (QS. Ali Imran ayat 110).

PERIODE DAULAT UMAYYAH (661-750M) 
Masa Kedaulatan Umayyah berlangsung selama lebih kurang 90 tahun. Beberapa orang Khalifah besar Bani Umayyah ini adalah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan (685- 705 M), Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Abdul Aziz (717- 720 M) dan Hasyim bin Abdul Malik (724- 743 M).

Awal berlangsungya periode Daulat Umayyah lebih memprioritaskan pada perluasan wilayah kekuasaan. Ekspansi wilayah yang sempat terhenti pada masa Khalifah Utsman dan Khalifah Ali dilanjutkan kembali oleh Daulat Umayyah. Pada zaman Muawiyah, Tunisia ditaklukkan. Di sebelah Timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abdul Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.

Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan pada zaman Al-Walid bin Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban, dimana umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun, tercatat bahwa pada tahun 711 M merupakan suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya, benua Eropa. Setelah Al-Jazair dan Marokko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, panglima pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordova, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevi'e, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordova. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada zaman Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee. Serangan ini dipimpin oleh Aburrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.

Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Pada bidang pengembangan keilmuan, Daulat Umayyah mengawalinya dengan mengeluarkan sebuah kebijakan startegis. Adalah Khalifah Abdul Malik (685-705M) merupakan Khalifah pertama yang berhasil melakukan berbagi pembenahan administrasi pemerintahan dimana beliau memerintahkan penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan dan kenegaraan di seluruh wilayah Islam yang membentang dari Pegunungan Thian Shan di sebelah Timur sampai Pegunungan Pyrenees di Sebelah Barat termasuk dalam berbagai administrasi kenegaraan lainnya yang pada perkembangan selanjutnya Bahasa Arab menjadi bahasa umum sebagai bahasa pengantar dunia (lingua franca), juga menjadi bahasa diplomatik antar Bangsa diantara Barat dan Timur bahkan berkembang menjadi bahasa ilmiah sampai kepada zaman renaissance, hingga Roger Bacon (1214-1294 M) dari Oxford ahli pikir Inggeris terbesar itu, menurut Ecyclopedia Britanica, 1951, volume II, halaman 191-197, mendorong sedemikian rupa untuk mempelajari Bahasa Arab guna memperoleh pengetahuan yang sangat murni, yang menyatakan bahwa: “Roger Bacon, placing Averroes beside Aristole and Avicenna, recomends the study of Arabic as the only way of getting the knowledge which bad versions obscured”, yakni “menganjurkan mempelajari Bahasa Arab sebagai jalan satu-satunya bagi memperoleh ilmu yang telah dikaburkan oleh versi-versi yang jelek” sebelumnya.

Kemajuan tradisi intelektual dan ilmu pengetahuan pada zaman Daulat Umayyah di Andalusia dirasakan oleh masyarakat Eropa. Oliver Leaman menggambarkan kondisi kehidupan intelektual di sana sebagai berikut:

“….pada masa peradaban agung [wujud] di Andalus, siapapun di Eropa yang ingin mengetahui sesuatu yang ilmiyah ia harus pergi ke Andalus. Di waktu itu banyak sekali problem dalam literatur Latin yang masih belum terselesaikan, dan jika seseorang pergi ke Andalus maka sekembalinya dari sana ia tiba-tiba mampu menyelesaikan masalah-masalah itu. Jadi Islam di Spanyol mempunyai reputasi selama ratusan tahun dan menduduki puncak tertinggi dalam pengetahuan filsafat, sains, tehnik dan matematika. Ia mirip seperti posisi Amerika saat ini, dimana beberapa universitas penting berada”. 

Pada bidang lainnya, pembangunan yang dilakukan Muawiyah diantaranya mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Khalifah Abdul Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Keberhasilan Khalifah Abdul Malik diikuti oleh puteranya Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M) seorang yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh negara secara tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.

Pada lapangan perdagangan yakni pada saat peradaban Islam telah menguasai dunia perdagangan sejak permulaan Daulat Umayyah (661-750M), dimana pesisir lautan Hindia sampai ke Lembah Sind, sehingga terjalin kesatuan wilayah yang luas dari Timur sampai Barat yang berimplikasi terhadap lancarnya lalu-lintas dagang di dataran antara Tiongkok dengan dunia belahan Barat pegunungan Thian Shan melalui Jalan Sutera (Silk Road) yang terkenal itu, yang kemudian terbuka pula jalur perdagangan melalui Teluk Parsi, Teluk Aden yang menghubungkannya dengan kota-kota dagang di sepanjang pesisir Benua Eropa, menyebabkan “kebutuhan Eropa pada saat itu amat tergantung pada kegiatan dagang di dalam wilayah Islam”.

PERIODE DAULAT ABBASIYAH (132H/750M s.d. 656H/1258 M)
Masa Kedaulatan Abbasiyah berlangsung selama 508 tahun, sebuah rentang sejarah yang cukup lama dalam sebuah peradaban. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode: (1) Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama; (2) Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M), disebut pereode pengaruh Turki pertama; (3) Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua; (4) Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/l194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua; (5) Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.

Tidak seperti pada periode Umayyah, Periode pertama Daulat Abbasiyah lebih memprioritaskan pada penekanan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Fakta sejarah mencatat bahwa masa Kedaulatan Abbasiyah merupakan pencapaian cemerlang di dunia Islam pada bidang sains, teknologi dan filsafat. Pada saat itu dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh Kekhilafahan Islam.

Masa sepuluh Khalifah pertama dari Daulat Abbasiyah merupakan masa kejayaan (keemasan) peradaban Islam, dimana Baghdad mengalami kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat. Secara politis, para khalifah betul-betul merupakan tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.

Pada masa sepuluh Khalifah pertama itu, puncak pencapaian kemajuan peradaban Islam terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid (786-809 M). Harun Al-Rasyid adalah figur khalifah shaleh ahli ibadah; senang bershadaqah; sangat mencintai ilmu sekaligus mencintai para ‘ulama; senang dikritik serta sangat merindukan nasihat terutama dari para ‘ulama. Pada masa pemerintahannya dilakukan sebuah gerakan penerjemahan berbagai buku Yunani dengan menggaji para penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lainnya yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, yang salah satu karya besarnya adalah pembangunan Baitul Hikmah, sebagai pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.

Harun Al-Rasyid juga menggunakan kekayaan yang banyak untuk dimanfaatkan bagi keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat yang tak tertandingi.

Terjadinya perkembangan lembaga pendidikan pada masa Harun Al Rasyid mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan.

Pada masa pemerintahan Abbasiyah pertama juga lahir para imam mazhab hukum yang empat hidup Imam Abu Hanifah (700-767 M); Imam Malik (713-795 M); Imam Syafi'i (767-820 M) dan Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M).

Pencapaian kemajuan dunia Islam pada bidang ilmu pengetahuan tersebut tidak terlepas dari adanya sikap terbuka dari pemerintahan Islam pada saat itu terhadap berbagai budaya dari bangsa-bangsa sebelumnya seperti Yunani, Persia, India dan yang lainnya. Gerakan penterjemahan yang dilakukan sejak Khalifah Al-Mansur (745-775 M) hingga Harun Al-Rasyid berimplikasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, farmasi, biologi, fisika dan sejarah.

Menurut Demitri Gutas proses penterjemahan di zaman Abbasiyah didorong oleh motif sosial, politik dan intelektual. Ini berarti bahwa para pihak baik dari unsur masyarakat, elit penguasa, pengusaha dan cendekiawan terlibat dalam proses ini, sehingga dampaknya secara kultural sangat besar.

Gerakan penerjemahan pada zaman itu kemudian diikuti oleh suatu periode kreativitas besar, karena generasi baru para ilmuwan dan ahli pikir muslim yang terpelajar itu kemudian membangun dengan ilmu pengetahuan yang diperolehnya untuk mengkontribusikannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Menurut Marshall, proses pengislaman tradisi-tradisi itu telah berbuat lebih jauh dari sekadar mengintegrasikan dan memperbaiki, hal itu telah menghasilkan energi kreatif yang luar biasa. Menurutnya, periode kekhalifahan dalam sejarah Islam merupakan periode pengembangan di bidang ilmu, pengetahuan dan kebudayaan, dimana pada zaman itu telah melahirkan tokoh-tokoh besar di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Farabi. Berbagai pusat pendidikan tempat menuntut ilmu dengan perpustakaan-perpustakaan besar bermunculan di Cordova, Palermo, Nisyapur, Kairo, Baghdad, Damaskus, dan Bukhara, dimana pada saat yang sama telah mengungguli Eropa yang tenggelam dalam kegelapan selama berabad-abad. Kehidupan kebudayaan dan politik baik dari kalangan orang Islam maupun non-muslim pada zaman kekhilafahan dilakukan dalam kerangka Islam dan bahasa Arab, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan agama dan suku yang plural.

Pada saat itu umat Islam telah berhasil melakukan sebuah akselerasi, jauh meninggalkan peradaban yang ada pada saat itu. Hidupnya tradisi keilmuan, tradisi intelektual melalui gerakan penerjamahan yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan penyelidikan yang didukung oleh kuatnya elaborasi dan spirit pencarian, pengembangan ilmu pengetahuan yang berkembang secara pesat tersebut, mengakibatkan terjadinya lompatan kemajuan di berbagai bidang keilmuan yang telah melahirkan berbagai karya ilmiah yang luar biasa.
Menurut Oliver Leaman proses penterjemahan yang dilakukan ilmuwan muslim tidak hanya menterjemahkan karya-karya Yunani secara ansich, tetapi juga mengkaji teks-teks itu, memberi komentar, memodifikasi dan mengasimilasikannya dengan ajaran Islam. Proses asimilasi tersebut menurut Thomas Brown terjadi ketika peradaban Islam telah kokoh. Sains, filsafat dan kedoketeran Yunani diadapsi sehingga masuk kedalam lingkungan pandangan hidup Islam. Proses ini menggambarkan betapa tingginya tingkat kreativitas ilmuwan muslim sehingga dari proses tersebut telah melahirkan pemikiran baru yang berbeda sama sekali dari pemikiran Yunani dan bahkan boleh jadi asing bagi pemikiran Yunani.

Pada masa-masa permulaan perkembangan kekuasaan, Islam telah memberikan kontribusi kepada dunia berupa tiga jenis alat penting yaitu paper (kertas), compass (kompas) and gunpowder (mesiu). Penemuan alat cetak (movable types) di Tiongkok pada penghujung abad ke-8 M dan penemuan alat cetak serupa di Barat pada pertengahan abad 15 oleh Johann Gutenberg, menurut buku Historians’ History of the World, akan tidak ada arti dan gunanya jika Bangsa Arab tidak menemukan lebih dahulu cara-cara bagi pembuatan kertas.

Pencapaian prestasi yang gemilang sebagai implikasi dari gerakan terjemahan yang dilakukan pada zaman Daulat Abbasiah sangat jelas terlihat pada lahirnya para ilmuwan muslim yang mashur dan berkaliber internasional seperti : Al-Biruni (fisika, kedokteran); Jabir bin Hayyan (Geber) pada ilmu kimia; Al-Khawarizmi (Algorism) pada ilmu matematika; Al-Kindi (filsafat); Al-Farazi, Al-Fargani, Al-Bitruji (astronomi); Abu Ali Al-Hasan bin Haythami pada bidang teknik dan optik; Ibnu Sina (Avicenna) yang dikenal dengan Bapak Ilmu Kedokteran Modern; Ibnu Rusyd (Averroes) pada bidang filsafat; Ibnu Khaldun (sejarah, sosiologi). Mereka telah meletakkan dasar pada berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Beberapa ilmuwan muslim lainnya pada masa Daulat Abbasiyah yang karyanya diakui dunia diantaranya:
• Al-Razi (guru Ibnu Sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul buku, 140 buku tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling masyhur adalah Al-Hawi Fi ‘Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya penyembuhannya). Buku-bukunya menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya, ilmu kedokteraan berada di tangan Ibnu Sina;
• Al-Battani (Al-Batenius), seorang astronom. Hasil perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata surya dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij dalam bahasa latin: De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerumet Motibus, dimana
  terjemahan tertua dari karyanya masih ada di Vatikan;
• Al Ya’qubi, seorang ahli geografi, sejarawan dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah ilmu geografi berjudul Al Buldan (891), yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan judul Ibn Waddih qui dicitur al-Ya’qubi historiae;
• Al Buzjani (Abul Wafa). Ia mengembangkan beberapa teori penting di bidang matematika (geometri dan trigonometri).

Sejarah telah membuktikan bahwa kontribusi Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Bahkan bermula dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran, penularan), diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya diliputi oleh masa ‘the Dark Ages’ mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment (pencerahan) di Eropa.

Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern. Menurut George Barton, ketika dunia Barat sudah cukup masak untuk merasakan perlunya ilmu pengetahuan yang lebih dalam, perhatiannya pertama-tama tidak ditujukan kepada sumber-sumber Yunani, melainkan kepada sumber-sumber Arab.

Sebelum Islam datang, menurut Gustav Le Bon, Eropa berada dalam kondisi kegelapan, tak satupun bidang ilmu yang maju bahkan lebih percaya pada tahayul. Sebuah kisah menarik terjadi pada zaman Daulat Abbasiah saat kepemimpinan Harun Al-Rasyid, tatkala beliau mengirimkan jam sebagai hadiah pada Charlemagne seorang penguasa di Eropa. Penunjuk waktu yang setiap jamnya berbunyi itu oleh pihak Uskup dan para Rahib disangka bahwa di dalam jam itu ada jinnya sehingga mereka merasa ketakutan, karena dianggap sebagai benda sihir. Pada masa itu dan masa-masa berikutnya, baik di belahan Timur Kristen maupun di belahan Barat Kristen masih mempergunakan jam pasir sebagai penentuan waktu.

Bagaimana kondisi kegelapan Eropa pada zaman pertengahan (Abad 9 M) bukan hanya pada aspek mental-dimana cenderung bersifat takhayul, demikian pula halnya dalam aspek fisik material. Hal ini sebagaimana digambarkan oleh William Drapper:

“Pada zaman itu Ibu Kota pemerintahan Islam di Cordova merupakan kota paling beradab di Eropa, 113.000 buah rumah, 21 kota satelit, 70 perpustakaan dan toko-toko buku, masjid-masjid dan istana yang banyak. Cordova menjadi mashur di seluruh dunia, dimana jalan yang panjangnya bermil-mil dan telah dikeraskan diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah di tepinya. Sementara kondisi di London 7 abad sesudah itu (yakni abad 15 M), satu lampu umumpun tidak ada. Di Paris berabad-abad sesudah zaman Cordova, orang yang melangkahi ambang pintunya pada saat hujan, melangkah sampai mata kakinya ke dalam lumpur”.

Menurut Philip K. Hitti, jarak peradaban antara kaum muslimin di bawah kepemimpinan Harun Al-Rasyid jauh melampaui peradaban yang ada pada orang-orang Kristen pimpinan Charlemagne.

Pertengahan abad 9 M peradaban Islam telah meliputi seluruh Spanyol. Masuknya Islam ke Spanyol yaitu setelah Abdur Rahman ad-Dakhil (756 M) berhasil membangun pemerintahan yang berpusat di Andalusia.

Melalui Spanyol, Sicilia dan Perancis Selatan yang berada langsung di bawah pemerintahan Islam, peradaban Islam memasuki Eropa. Bahasa Arab menjadi bahasa internasional yang digunakan berbagai suku bangsa di berbagai negeri di dunia. Baghdad di Timur dan Cordova di Barat, dua kota raksasa Islam menerangi dunia dengan cahaya gilang-gemilang. Sekitar tahun 830 M, Alfonsi-Raja Asturia telah mendatangkan dua sarjana Islam untuk mendidik ahli warisnya. Sekolah Tinggi Kedokteran yang didirikan di Perancis (di Montpellier) dibina oleh beberapa orang Mahaguru dari Andalusia. Keunggulan ilmiah kaum muslimin tersebar jauh memasuki Eropa dan menarik kaum intelektual dan bangsawan Barat ke negeri-negeri pusatnya. Diantara mereka terdapat Roger Bacon (Inggeris); Gerbert d’Aurillac yang kemudian menjadi Paus Perancis pertama dengan gelar Sylvester II, selama 3 tahun tinggal di Todelo mempelajari ilmu matematika, astronomi, kimia dan ilmu lainnya dari para sarjana Islam.

Tidaklah mengherankan, karena pada saat kekhilafahan Islam berkuasa saat itu Spanyol menjadi pusat pembelajaran (centre of learning) bagi masyarakat Eropa dengan adanya Universitas Cordova. Di Andalusia itulah mereka banyak menimba ilmu, dan dari negeri tersebut muncul nama-nama ‘ulama besar seperti Imam Asy-Syathibi pengarang kitab Al-Muwafaqat, sebuah kitab tentang Ushul Fiqh yang sangat berpengaruh; Ibnu Hazm Al-Andalusi pengarang kitab Al-Fashl fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal, sebuah kitab tentang perbandingan sekte dan agama-agama dunia, dimana bukti tersebut telah mengilhami penulis-penulis Barat untuk melakukan hal yang sama.

Di Andalusia (Spanyol bagian Selatan), berbagai universitasnya pada saat itu dipenuhi oleh banyak mahasiswa Katolik dari Perancis, Inggeris, Jerman dan Italia. Pada masa itu, para pemuda Kristen dari berbagai negara di Eropa dikirim berbondong-bondong ke sejumlah perguruan tinggi di Andalusia guna menimba ilmu pengetahuan dan teknologi dari para ilmuwan muslim. Adalah Gerard dari Cremona; Campanus dari Navarra; Aberald dari Bath; Albert dan Daniel dari Morley yang telah menimba ilmu demikian banyak dari para ilmuwan muslim, untuk kemudian pulang dan menggunakannya secara efektif bagi penelitian dan pengembangan di masing-masing bangsanya. Dari sini kemudian sebuah revolusi pemikiran dan kebudayaan telah pecah dan menyebarluas ke seluruh masyarakat dan seluruh benua. Para pemuda Kristen yang sebelumnya telah banyak belajar dari para ilmuwan muslim, telah berhasil melakukan sebuah transformasi nilai-nilai yang unggul dari peradaban Islam yang kemudian diimplementasikan pada peradaban mereka (Barat) yang selanjutnya berimplikasi terhadap kemajuan diberbagai bidang ilmu pengetahuan.

Semaraknya pengembangan ilmu dan pengetahuan di dunia Islam diindikasikan dengan banyaknya perpustakaan tersebar di kota-kota dan negeri-negeri Islam yang jumlahnya sangat fantastis. Sejarah mencatat, perpustakaan di Cordova pada abad 10 Masehi mempunyai 600.000 jilid buku. Perpustakaan Darul Hikmah di Cairo mempunyai 2.000.000 jilid buku. Perpustakaan Al Hakim di Andalusia mempunyai berbagai buku dalam 40 kamar yang setiap kamarnya berisi 18.000 jilid buku. Perpustakaan Abudal Daulah di Shiros (Iran Selatan) buku-bukunya memenuhi 360 kamar. Sementara ratusan tahun sesudahnya (abad 15 M), menurut catatan Catholik Encyclopedia, perpustakaan Gereja Canterbury yang merupakan perpustakaan dunia Barat yang paling kaya saat jumlah bukunya tidak melebihi 1.800 jilid buku.

Sejarah juga mencatat bahwa Uskup Agung Raymond di Spanyol mendirikan Badan Penterjemah di Todelo yang ditujukan guna menterjemahkan sebagian besar karangan sarjana-sarjana Muslim tentang ilmu pasti, astronomi, kimia, kedokteran, filsafat, dll, dimana waktu yang dibutuhkan untuk menterjemahkannya yaitu lebih dari satu setengah abad (1135-1284 M).

Dari pusat-pusat peradaban Islam yang meliputi Baghdad, Damaskus, Cordova, Sevilla, Granada dan Istanbul, telah memancarkan sinar gemerlap yang menerangi seluruh penjuru dunia terlebih Cordova, Sevilla, Granada yang merupakan bagian dari kekuasaan Islam di Spanyol telah banyak memberikan kontribusi besar terhadap tumbuh dan berkembangnya peradaban modern di dunia Barat.

PERIODE SETELAH DAULAT ABBASIYAH SAMPAI TUMBANGNYA KEKHILAFAHAN TURKI UTSMANI 
Pada masa Khilafah Utsmani, para ahli sejarah sepakat bahwa zaman Khalifah Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) merupakan zaman kejayaan dan kebesaran yang pada masanya telah jauh meninggalkan negara-negara Eropa di bidang militer, sains dan politik.

Pasca berakhirnya keluasaan Daulat Abbasiyah, kepemimpinan Islam berlanjut dengan kepemimpinan Daulat Utsmaniyah. Daulat Utsmaniyah yang juga dikenal dengan sebutan Kesultanan atau Kekaisaran Turki Ottoman, didirikan oleh Bani Utsman, yang selama lebih dari enam abad kekuasaannya (1299 s.d. 1923) dipimpin oleh 36 orang sultan, sebelum akhirnya runtuh dan terpecah menjadi beberapa negara kecil.

Kesultanan ini menjadi pusat interaksi antar Barat dan Timur selama enam abad. Pada puncak kekuasaannya, Kesultanan Utsmaniyah terbagi menjadi 29 propinsi dengan Konstantinopel (sekarang Istambul) sebagai ibukotanya. Pada abad ke-16 dan ke-17, Kesultanan Usmaniyah menjadi salah satu kekuatan utama dunia dengan angkatan lautnya yang kuat. Kekuatan Kesultanan Usmaniyah terkikis secara perlahan-lahan pada abad ke-19, sampai akhirnya benar-benar runtuh pada abad 20. Musuh-musuh Islam membutuhkan waktu selama satu abad untuk melepaskan ikatan ideologi Islam dari tubuh umat Islam, yang pada akhirnya tanggal 3 Maret 1924 M yang bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 1342 Hijriah, melalui Mustafa Kemal Attaturk yang merupakan agen Inggris dan anggota Freemasonry (sebuah organisasi Yahudi), membubarkan institusi Kekhilafahan Islam terakhir di Turki dan menggantikannya dengan Republik Turki. Maka, sejak saat itu ideologi Islam benar-benar terkubur ditandai dengan dihilangkannya institusi khilafah oleh majelis nasional Turki dan diusirnya Khalifah terakhir.

BEBERAPA CATATAN PENTING
Menyimak betapa besar kontribusi Islam terhadap lahirnya peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam. Dunia Barat sekarang sejatinya berterima kasih kepada umat Islam. Akan tetapi pada kenyataannya pihak Barat (non Muslim) telah sengaja menutup-nutupi peran besar atas jasa para pejuang dan ilmuwan muslim tersebut yang pada akhirnya terabaikan bahkan sampai terlupakan. Oleh karena itu, umat Islam perlu kembali menggelorakan semangat keilmuan para ilmuwan muslim atas sumbangsihnya yang amat besar bagi peradaban umat manusia di dunia dalam menyongsong kembali kejayaan Islam dan umatnya.

Kita dapat menyimak, bahwa puncak pencapaian penguasaan sains dan teknologi pada zaman kejayaan umat Islam masa lalu terkait erat dengan tegaknya sistem kekhilafahan, dimana adanya sistem komando yang terintegrasi secara global yang peranan secara politik sejalan dengan peranan agama. Kita juga mendapatkan gambaran dalam sejarah bahwa sosok para pemimpin terdahulu yang shaleh selain sebagai seorang negarawan yang handal dan mumpuni, juga sebagai seorang ‘ulama wara’ yang takut pada Rabb-nya, mencintai ilmu serta mencintai rakyatnya. Pada aspek ini kita bisa melihat adanya integrasi tiga pilar utama dalam pembentukan peradaban Islam yaitu agama, politik dan ilmu pengetahuan terpadu dalam satu kendali sistem kekhilafahan dibawah pimpinan seorang khalifah.

Keberlangsungan sistem kekhilafahan terutama sejak zaman Daulat Umayyah dan Daulat Abbasiyah walaupun bersifat khalifatul mulk (estapeta kepemimpinan didasarkan pada keturunan/dinasti) yang adakalanya dipimpin oleh orang shaleh dan sekali waktu dipimpin oleh orang zhalim dan durhaka, tetapi seburuk-buruk kondisi pada masa kehilafahan, masih jauh lebih baik daripada masa setelah tercerabutnya kehilafahan, karena pada masa kekhilafahan hukum Islam masih tegak dan ditaati oleh umat Islam, demikian juga adanya ketaatan terhadap berbagai fatwa para ‘ulama.

Segala hal yang baik dari para pendahulu umat Islam seyogiannya menjadi cerminan teladan bagi kita, sementara segala hal yang kurang baik, sejatinya dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga.

Awal meredupnya peradaban Islam yang terjadi sejak abad ke-8 hijriah (abad 13 M) hingga abad ke-14 hijriah (abad 20 M) yang telah mengakibatkan proses peralihan dari peradaban Islam ke keradaban Barat yang ditandai dengan masa pencerahan di dunia Barat serta terjadinya penjajahan, penaklukan dan aneksasi terhadap negeri-negeri muslim oleh armada perang dari negara-negara Barat lebih disebabkan oleh melemahnya legitimasi politik dunia Islam karena peran kekhilafahan cenderung bersifat simbol serta hanya sebatas seremonial saja hingga tumbangnya sistem kekhilafahan di dunia Islam. Dari situlah kemudian dimulainya hegemoni dunia Barat terhadap dunia Islam.

Jadi, sesungguhnya faktor utama kekalahan dan melemahnya peran umat Islam bukanlah terletak pada kuatnya pihak musuh-musuh Islam, tetapi lebih disebabkan oleh melemahnya kekuatan umat Islam yang diakibatkan oleh perbuatan kemaksiatan yang dilakukan. Kemaksiatan terbesar terutama berupa sikap menyekutukan Alloh Swt (musyrik) dalam beribadah serta tidak memperdulikan lagi atas berbagai aturan (syari’at) yang diperintahkan-Nya.

Perbuatan maksiat yang dilakukan oleh umat Islam itulah yang telah dikhawatirkan oleh Umar bin Kaththabr.a. saat beliau menjadi Khalifah, hal ini sebagaimana dapat kita simak dari pesan tertulis beliau yang pernah disampaikannya kepada Sa’ad bin Abi Waqash ketika akan menghadapi sebuah pertempuran. Pada surat itu ditulis pesan sebagai berikut:

“Umar bin Kaththab ra. telah menulis sepucuk surat kepada Sa’ad bin Abi Waqash r.a.: ‘Sesungguhnya kami memerintahkan kepadamu dan kepada seluruh pasukan yang kamu pimpin, agar taqwa dalam segala keadaan, karena taqwa kepada Alloh merupakan seutama-utamanya persiapan dan strategi paling kuat dalam menghadapi pertempuran. Aku perintahkan pula kepadamu dan pasukan yang kamu pimpin agar benar-benar menjaga diri dari berbuat maksiat. Karena maksiat yang engkau perbuat pada saat berjuang lebih aku khawatirkan daripada kekuatan musuh, sebab engkau akan ditolong Alloh jika musuh-musuh Alloh telah berbuat banyak maksiat, karena jika tidak demikian kamu tidak akan punya kekuatan sebab jumlah kita tidaklah sebanyak jumlah pasukan mereka, dimana persiapan mereka berbeda dengan persiapan yang kita lakukan. Jika kita sama-sama berbuat maksiat sebagaimana yang dilakukan oleh musuh-musuh kita, maka kekuatan musuh akan semakin hebat. Sangatlah berat kita akan dapat mengalahkan musuh kita jika hanya mengandalkan pada kekuatan yang kita miliki, kecuali dengan mengandalkan ketaqwaan kita kepada Alloh dan senantiasa menjaga diri dari berbuat maksiat...” (Lihat : Kitab Al ‘Aqdul Farid jilid I, hlm. 101; Kitab Nihayatul Arab jilid VI, hlm. 168; Kitab Ikhbarul Umar wa Ikhbaru Abdullah bin Umar jilid I, hlm. 241-242; Kitab Ikbasu min Ikhbarul Khulafa Ar-Rosyidin hlm 779, serta buku Jihad tulisan Dr. Mahfudz Azzam, hlm. 28).


SENARAI PUSTAKA :
1. Abu Khalil, Syauqi. Harun Al Rasyid, Pemimpin dan Raja yang Mulia. Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.
2. Al-Sharqawi, Effat. Filsafat Kebudayaan Islam. Bandung: Penerbit Pustaka, 1986.
3. Enan, M.A. Decisive Moments in the History of Islam (Detik-detik Menentukan dalam Sejarah Islam). Alih Bahasa oleh Mahyuddin Syaf, Surabaya: Bina Ilmu, 1979.
4. Gibbon, Edward. The Decline and The Fall of Roman Impire, Abridged and Illustrated London. United Kingdom: Bison Books Ltd. 1979.
5. Gutas, Dimitri. Greek Thought, Arabic Culture, The Graeco-Arabic Translation Movement in Baghdad and Early Abbasid Society (2nd-4th/8th-10 centuries). Routledge, London-New York, 1998.
6. Muttaqo Al Hindi. Kitab ‘Muntakhob Kanzu’l-Ummal, Jilid VI.
7. Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia, 1985.
Leaman, Oliver. Scientif and Philosophical Enquiry: Achievement and Reaction in Muslim History dalam Farhad Daftary (ed), Intellectual Traditions in Islam, I.B Tauris, London-New York in Association with The Institute of Ismaili Studies, 2000.
8. Leaman, Oliver. An Introduction to Medieval Islamic Philosophy, Cambridge: University Press, Cambridge, 1985.
9. Muhammad Ash-Shalabi, Ali. Bangkit & Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.
10. Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya. Jilid I, cetakan kelima. Jakarta: UI Press, 1985.
11. Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
12. Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Umayyah. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
13. Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Abbasiah. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
14. Stryzewska, Bojena Gajane. Tarikh al-Daulat al-Islamiyah. Beirut: Al Maktab Al-Tijari, tanpa tahun.
15. Suyuthi, Imam. Tarikh Khulafa. Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2006.
16. Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I. Jakarta: Pustaka Alhusna, 1987, cet. V.
17. Watt, W. Montgomery. Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis. Yogyakarta: Tiara Wicana Yogya, 1990.
18. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
19. Zarkasyi, Hamid Fahmy. Membangun Peradaban Islam. Makalah Workshop Pemikiran Ideologis, Forum Ukhuwwah Islamiyah, Daerah Istimewa Yogyakarta, 15 April 2007.
20. Zallum, Abdul Qadim. Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islamiyah, Telaah Politik Menjelang Runtuhnya Negara Islam. Bangil: Al-Izzah, 2001

10 KOTA KUNO DUNIA YANG MASIH EKSIS


Usia kota-kota ini telah mencapai ribuan tahun namun sampai kini kota-kota itu tetap eksis dan berkembang. Sepintas tidak banyak yang berubah dari kota-kota kuno ini, janganlah berharap bertemu dengan perkotaan modern yg bercirikan gedung2 pencakar langit. Sebut saja Jericho, kota tertua di dunia yang diduga telah ada sejak 11.000 tahun lalu. Atau Damascus, Syria, yg hampir sama tuanya dengan Jericho. Masih ada delapan kota-kota kuno yang juga berusia ribuan tahun. Yang unik dan menarik, ternyata kota-kota ini tetap eksis dan berkembang hingga sekarang.

Berikut ini 10 kota kuno yang tetap eksis hingga kini:

1.Damascus, Syria
Damascus adalah ibukota Syria, memiliki usia yang amat tua nyaris mendekati 12.000 tahun. Dengan usia yg setua itu, sudah barang tentu Damascus kaya akan ‘warna-warni' sejarah yang panjang. Teletak di daerah sibur dengan sungai yang melintas, Barada river, kota ini di masa lampau selalu menjadi sasaran empuk raja-raja yang ingin menaklukkannya.
http://1.bp.blogspot.com/_-QzHaHjalQY/SmVKgx-q9YI/AAAAAAAADZo/HY2_6F_AZwA/s400/aneh.jpg
Damascus kini dihuni sekitar 4 juta jiwa, di mana sebagian besar tinggal di sepanjang kanal yang dibangun sekitar 3500 tahun lalu. Sejak 1979, Damascus masuk dalam daftar peninggalan dunia UNESCO yang harus dilestarikan (UNESCO World Heritage Site).
old_city_1
2.Jericho, West Bank
Usia Jericho yang disebut-sebut melampaui kota-kota kuno yang ada di dunia yang tetap eksis hingga sekarang, membuat Jericho disebut sebagai Kota Tertua di Dunia. Seperti yang tercatat dalam kitab suci, tembok Jericho yang rubuh ribuan tahun lalu, hingga kini masih bisa dilihat sisa sisanya.
old_city_2
old_city_2b
Padahal usia rubuhan tembok Jericho itu konon sudah mencapai hampir 9000 tahun. Galian arkeologis menemukan jejak bahwa 11.000 tahun lalu di daerah tersebut (sekitar tembok) pernah berdiri pemukiman penduduk. Jericho sejak beratus ratus abad lalu telah menjadi kawasan pemukiman dan itu tetap ada dan berkembang hingga kini.

3. Susa, Iran
Iran atau Persia sebuah negara di Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Salah satu kota paling kuno negara tersebut adalah kota Susa yang pada masa pemerintahan Darius Agung, 522-486 M, menjadi ibukota Persia. Salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang amat bernilai bagi umat manusia adalah kumpulan hukum yang biasa disebut Codex Hammurabi.
old_city_3
old_city_3b
Kumpulan hukum yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di Susa tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog Perancis di bawah pimpinan M de Morgan. Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno (1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan.

4.Plovdiv, Bulgaria
Plovdiv merupakan kota kedua terbesar di Bulgaria. Kota kuno Plovdiv konon telah ada sejak 8000 tahun lalu. Kota ini terus berkembang, namun kota tua tetap bertahan. Kini kota Plovdiv terbagi dua, old Plovdiv dan modern Plovdiv. Kota kuno ini tetap dipertahankan dengan monument-monumen indah yang tetap lestari. Di kota kuno ini tenang, dan nyaris tidak ada mobil, karena semua lalu lintas dialihkan ke terowongan bawah tanah kota. Plovdiv merupakan kota tertua di Eropa.
old_city_4
old_city_4b
5.Jerusalem, Israel
Jerusalem (bahasa Ibrani: ירושלים Yerushalayim, bahasa Arab: أورشليم القدس Urshalim-Al-Quds atau hanya القدس Al-Quds saja adalah kota di Timur Tengah yang merupakan kota suci bagi agama Islam, Kristen dan Yahudi. Kota ini konon telah berusia 5000 tahun. Kota ini diklaim sebagai ibukota Israel, meskipun tidak diakui secara internasional, maupun bagian dari Palestina.
old_city_5
old_city_5b
Secara de facto kota ini dikuasai oleh Israel. Para elit Israel menganggap kota suci ini adalah bagian dari negaranya dan itu adalah bentuk ideologi "Zionisme"
Menurut PBB, Jerusalem akan dijadikan Kota Internasional. Oleh orang-orang Palestina, Jerusalem juga dianggap sebagai ibu kota Palestina. Kota historis Jerusalem adalah sebuah warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1981. Kota ini memiliki penduduk 724.000 jiwa dan luas 123 km2. Sepanjang sejarahnya, Jerusalem telah dihancurkan dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan dikuasai/dikuasai ulang 44 kali.

6.Tyre, Lebanon
Tirus (bahasa Arab صور Ṣūr, Fenisia Ṣur, Ibrani צור Tzor, Ibrani Tiberias צר Ṣōr, Akkadia Ṣurru, Yunani Τύρος Týros, Inggris Tyre) adalah sebuah kota di Gubernuran Selatan di Lebanon. Dengan berpenduduk 117.100 orang, Tirus mencuat keluar dari pantai Laut Tengah dan terletak sekitar 80 km di selatan Beirut. Nama kota ini berarti "batu karang" .
old_city_6a
old_city_6b
old_city_6c

Tirus adalah kota Fenisia kuno dan tempat kelahiran legendaris Eropa dan Elissa (Dido). Kini kota ini adalah yang keempat terbesar di Lebanon. .Di kota ini juga terdapat salah satu pelabuhan utama negara ini yang dikenal oleh masyarakat setempat dalam bahasa Perancis sebagai Soûr.

Tirus adalah tujuan populer di kalangan para wisatawan. Kota ini mempunyai banyak situs kuno, termasuk Hippodrome (pacuan kuda) Romawinya yang dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1979 (Resolusi 459).

Kota ini ada hingga hari ini. Tirus aslinya terdiri dari dua pusat urban yang berbeda, yang pertama terletak di sebuah pulau dan yang lainnya di sebuah pantai yang berdekatan (terpisah kira-kira 30 stadia atau 3,5 mil jauhnya menurut Strabo dalam bukunya Geography xvi, 2), sebelum Alexander Agung menghubungkan pulau itu ke pantai pada saat pengepungannya atas kota ini.

Yang pertama adalah sebuah kota pulau yang dibentengi dengan kuat di tengah laut (dengan dinding pertahanan yang tingginya sekitar 50 m) dan yang kedua, aslinya disebut Ushu (belakangan, Palaetyrus, oleh orang-orang Yunani) sesungguhnya lebih merupakan rangkaian suburbia daripada sebuah kota dan terutama digunakan sebagai sumber air dan kayu untuk kota pulau utama.
Yosefus bahkan mencatat mereka saling berperang, meskipun lebih sering mereka saling menopang karena kekayaan kota pulau itu dari perdagangan maritim dan sumber kayu, air, dan tempat pemakaman di daratan utama.

7.Athens, Greece
Ibukota Yunani ini berpenduduk 4 juta jiwa dan nomor 5 ibukota terbanyak penduduknya di Uni Eropa. Konon Athena telah ada sejak 3400 tahun lalu. Pada masa jayanya kota Athena begitu popular seaantero dunia, namun pernah juga mengalami keterpurukan pada awal abad ke 19 di mana penduduknya hanya beberapa ribu saja.
old_city_7a
Ke Yunani tanpa ke Acropolis, bisa dikatakan tak lengkap. Sebab, di sanalah memang peninggalan sejarah Yunani Kuno terletak. Letaknya di atas bukit di tengah Kota Athena itu. Dulu konon Acropolis merupakan tempat ibadah Dewi Athina, seorang dewi kebijakan pada zaman Mycanean. Athina sendiri adalah putri Dewa Zeus, raja dari para dewa-dewi. Arti dari Acropolis sendiri yakni kota di atas bukit, dengan penggalan arti "Acro" yang artinya puncak bukit dan "Polis" yang artinya kota. Karena itu, dari Acropolis kita bisa melihat hampir ke seluruh Kota Athena.
old_city_7b
Peninggalan kuno bangsa Yunani ini terdiri dari 2 bagian. Bangunan utama, yang disebut Erechteion, merupakan tempat pemujaan dewa-dewi yang sekarang dinamakan Athina Nike Temple. Bangunan ini mempunyai 4 tiang utama yang sangat besar dan tinggi, yang masing-masing sisinya terletak di sebelah barat bukit Acropolis. Berdasarkan catatan sejarah, bangunan ini dibuat pada zaman perang Peloponessos tahun 427-424 Sebelum Masehi (SM).

Erechteion menurut sejarahnya merupakan tempat yang paling suci. Menurut mitos kuno Yunani, di sanalah Dewi Athina dan Dewa Poseidon bertarung, untuk menentukan siapa yang berhak menjadi pemilik kota. Namun, hiasan yang berada di dalamnya sendiri malah berupa relief yang menggambarkan pertempuran antara bangsa Yunani melawan Persia.

Bagian terindah dari tempat pemujaan itu, berada di bagian depan. Di sini terdapat 5 buah patung wanita "karyatidis" yang memancarkan kecantikan, keindahan, dan keanggunan.

Kemudian, ada bangunan lain yang dinamakan Parthenon, sebuah monumen yang dibangun pada tahun 447-432 SM. Bangunan ini, sengaja dibuat untuk dipersembahkan kepada Dewi Athina. Disamping itu, masih ada bangunan lain yakni pintu gerbang Propilai dan Pinatkotheke.

8.Lisbon, Portugal
Kota yang didirikan di perbukitan rendah di sebelah utara Sungai Tagus, pesona Lisbon ini berkaitan erat dengan masa lalu. Lisbon pertama kali didirikan oleh bangsa Iberia. Berdasarkan temuan arkeolog, Lisbon telah ada sejak ribuan tahun lalu.
old_city_8a
old_city_8c
old_city_8b
Tahun 1755 pernah nyaris rata karena gempa bumi dan tsunami dahsyat. Konon, itulah tsunami terdahsyat yg terjadi di Eropa pada masa itu.

Tapi kemudian Lisbon bengkit kembali. Lisbon sekarang adalah kota paling hidup di Eropa. Istana-istana kuno yang di restorasi, gereja-gereja tua nan indah dan berbagai bangunan Art Nouveau adalah bagian paling indah yang membentuk wajah budaya kota ini. Museum seperti Calouste Gulbenkian Museum, National Coach Museum, dan Carmo Archaeological Museum menyimpan berbagai barang kenangan indah tentang kehidupan masa lalu kota ini.

9.Varanasi, India
Kota Varanasi, pada masa penjajahan Inggris, kota itu dikenal dengan sebutan Benares. Merupakan pusat agama dan kebudayaan Hindu selama sedikitnya 3.000 tahun. Kota suci agama Hindu di tepi sungai Ganga yang terletak di negara bagian Uttar Pradesh di India bagian utara. Varanasi, bagi umat Hindu, adalah seperti Mekkah bagi umat Muslim atau Vatikan bagi umat Katolik. Setiap tahunnya lebih dari sejuta orang datang berziarah ke kota tua ini serta mengambil bagian dalam ritual dan berenang di sungai keramat Ganga.
Varanasi memiliki budaya yang unik, yang sangat berbeda dengan tempat-tempat lain di sekitarnya. Kebudayaan ini telah melalui perkembangan ribuan tahun yang membuat Varanasi menjadi salah satu pusat kebudayaan utama di India utara. Kebudayaan Varanasi berkembang di sekitar sungai Gangga yang merupakan denyut nadi kota.
old_city_9a
old_city_9b
Varanasi memiliki jenis musik tersendiri dalam kesenian klasik India. Kota ini telah melahirkan musisi, filsuf, pujangga, penulis terkenal dalam sejarah India. Contohnya adalah Kabir, Munshi Premchand, Jaishankar Prasad, Pandit Ravi Shankar, dan Ustad Bismillah Khan.

Varanasi memiliki dialek sendiri yang cukup berbeda dengan dialek India lainnya. Kota ini juga telah menjadi pusat ilmu pengetahuan sejak 700 SM. Universitas-universitas yang ada di Varanasi telah menarik para pelajar dari seluruh dunia. Varanasi juga dikenal sebagai Pusat Kebudayaan India.

10.Cholula, Mexico
Kota Cholula terletak di negara bagian Puebla, yang terkenal dengan 375 gereja dan festival sepanjang tahun. Cholula adalah salah satu kota terpenting di bawah kekaisaran Aztec, dan piramidanya adalah yang terbesar di Dunia Baru. Kota ini, dengan penduduk hanya 200.000 orang, membanggakan dirinya karena mempunyai satu gereja untuk setiap hari dalam setahun, meskipun sebagian di antaranya sangat kecil dan bahkan bersifat darurat.
old_city_10a
old_city_10b
Belum lama ini para arkeologis telah menemukan piramida pra-Hispanik berusia 1500 tahun di distrik kelas di Kota Meksiko setelah menggali sebuah pegunungan yang digunakan setiap tahun untuk menggambarkan proses penyaliban Yesus.Piramida yang belum diberi nama itu mempunyai dasar ukuran yang sama seperti Piramida Matahri di area arkeologis yang terkenal di Teotihuacuan, satu jam perjalanan ke arah timur laut dari ibu kota, yang dikenal sebagai "Kota Dewa" dan ini merupakan kota kuno paling besar di Meksiko .
http://worldreligion.nielsonpi.com/media/cholula.jpg
Seorang arkeologis bernama Jesus Sanchez mengatakan bahwa penemuan terakhir itu didirikan oleh orang-orang yang sama yang mendirikan Teotihuacuan antara 400-500 SM, dan mempunyai bukti bahwa piramida itu digunakan untuk tujuan seremonial. "Strukturnya dilindungi karena letaknya dua kaki di bawah bumi," Sanchez mengatakan pada sebuah stasiun radio.

sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/10-kota-kuno-dunia-yang-masih-eksis.html
http://www.dalimunthe.com/2010/04/10-kota-kuno-dunia-yang-masih-eksis.html

Jumat, 26 Oktober 2012

RESUME TEORI LOKASI INDUSTRI (Theory of Industrial Location) oleh Alfred Weber dan August Losch




                Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten dan logis. Ada beberapa teori lokasi antara lain :
1.      Teori Tempat Sentral (Central Place Theory) dari Walter Christaller.
2.      Teori Lokasi Industri (Theory of Industrial Location) dari Alfred Weber.
3.      Teori Susut dan Ongkos Transpor (Theory of Weight Loss and Transport Cost).
4.      Model Gravitasi dan Teori Interaksi (the Interaction Theory) dari Issac Newton.
                Selain tokoh di atas masih banyak tokoh-tokoh yang membicarakan tentang teori lokasi antara lain Edgar Hoover, Tord Palandar, August Losch, Melvin Greenhut, Walter Isard. Dari sekian banyak teori lokasi, pada prinsipnya sama yaitu membicarakan bagaimana menentukan lokasi industri. Pada pembahasan ini akan dibahas teori lokasi dari Alfred Weber dan August Losch.

TEORI LOKASI ALFRED WEBER
                Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari tulisannya yang berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber adalah :
“bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location)“.
                Asumsi Weber yang bersifat prakondisi antara lain :
  1. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Keadaan penduduk yang dimaksud adalah menyangkut jumlah dan kualitasnya.
  2. Ketersediaan sumberdaya bahan mentah. Invetarisasi sumberdaya bahan mentah sangat diperlukan dalam industri.
  3. Upah tenaga kerja. Upah atau gaji bersifat mutlak harus ada dalam industri yakni untuk membayar para tenaga kerja.
  4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik sangat ditentukan oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah.
  5. Persaingan antarkegiatan industri.
  6. Manusia itu berpikir rasional.
                Weber menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional (locational triangle). Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga faktor penentu yaitu material, konsumsi dan tenaga kerja.
                Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Weber juga masih mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu :
  1. Hanya tersedia satu jenis alat transportasi.
  2. Lokasi pabrik hanya ada di satu tempat.
  3. Jika ada beberapa macam bahan mentah maka sumbernya juga berasal dari beberapa tempat.
                Biaya transportasi menurut Weber tergantung dari dua hal pokok yaitu bobot barang dan jarak yang harus ditempuh untuk mengangkutnya.
TEORI LOKASI AUGUST LOSCH
                Losch mengatakan bahwa lokasi penjual berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat dijaringnya. Makin jauh dari pasar, konsumen enggan membeli karena biaya transportasi (semakin jauh tempat penjualan) semakin mahal. Produsen harus memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar. Losch menyarankan lokasi produksi ditempatkan di dekat pasar (baca: Centre Business District).
                Kontribusi utama Losch adalah memperkenalkan potensi permintaan (demand) sebagai faktor penting dalam lokasi industri, Kedua, kritik terhadap pendahulunya yang selalu berorientasi pada biaya terkecil; padahal yang biasanya dilakukan oleh industri adalah memaksimalkan keuntungan (profit–revenue maximation) dengan berbagai asumsi, Losch mengemukakan bagaimana economic landscape terjadi, yang merupakan keseimbangan (equillibrium) antara supply dan demand. Oleh karena itu Losch merupakan pendahulu dalam mengatur kegiatan ekonomi secara spasial dan pelopor dalam teori ekonomi regional modern.
                August Losch merupakan orang pertama yang mengembangkan teori lokasi dengan segi permintaan sebagai variabel utama. Teori ini bertujuan untuk menemukan pola lokasi industri sehingga diketemukan keseimbangan spasial antar lokasi. Losch berpendapat bahwa dalam lokasi industri yang tampak tidak teratur dapat diketemukan pola keberaturan.
                Teori Losch berasumsi suatu daerah yang homogen dengan distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang merata serta selera konsumen yang sama. Kegiatan ekonomi yang terdapat di daerah tersebut merupakan pertanian berskala kecil yang pada dasarnya ditujukan bagi pemenuhan kebutuhan petani masing-masing. Perdagangan baru terjadi bila terdapat kelebihan produksi. Untuk mencapai keseimbangan, ekonomi ruang Losch harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
  1. Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun pembeli.
  2. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani.
  3. Terdapat free entry dan tidak ada petani yang memperoleh super-normal prpfit sehingga tidak ada rangsangan bagi petani dari luar untuk masuk dan menjual barang yang sama di daerah tersebut.
  4. Daerah penawaran adalah sedemikian hingga memungkinkan petani yang ada untuk mencapai besar optimum.
  5. Konsumen bersikap indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya pertimbangan untuk membeli adalah harga yang rendah.
                Pada teori Losch, wilayah pasar bisa berubah ketika terjadi inflasi (perubahan) harga. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mampu memenuhi permintaan yang karena jaraknya jauh akan mengakibatkan biaya transportasi naik sehingga harga jualnya juga naik, karena tingginya harga jual maka pembelian makin berkurang. Hal ini mendorong petani lain melakukan proses produksi yang sama untuk melayani permintaan yang belum terpenuhi.
                Dengan makin banyaknya petani yang menawarkan produk yang sama, maka akan terjadi dua keadaan : 1. seluruh daerah akan terlayani, 2. persaingan antar petani penjual akan semakin tajam dan saling berebut pembeli. Losch berpendapat bahwa akhirnya luas daerah pasar masing-masing petani penjual akan mengecil dan dalam keseimbangannya akan terbentuk segienam beraturan. Bentuk ini dipilih karena menggambarkan daerah penjualan terbesar yang masih dapat dikuasai setiap penjual dan berjarak minimum dari tempat lokasi kegiatan produksi yang bersangkutan.
                Keseimbangan yang dicapai dalam teori Losch berasumsi bahwa harga hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, oleh karenanya keseimbangan akan terganggu bila salah seorang penjual menaikkan harga jualnya. Keputusan ini mengakibatkan tidak hanya pasar menyempit karena konsumen tak mampu membeli tapi sebagian pasar akan hilang dan direbut oleh penjual yang berdekatan. Untuk memperluas jangkauan pasar dapat dilakukan dengan menjual barang yang berbeda jenis dari yang sudah ditawarkan.

SUMBER
http://denisisdea.blogspot.com/2011/09/teori-losch.html
http://belajarmenjadigeograf.blogspot.com/2009/11/teori-lokasi-august-losch.html
http://kafeilmu.com/tema/teori-august-losch.html
http://library.usu.ac.id/index.php?option=com_journal_review&id=14235&task=view

TEORI DASAR LOKASI Dalam Ilmu Planologi


Pada dasarnya, lokasi industri merupakan salah satu yang berkenaan tentang bagaimana caranya menilai atau mengkaji suatu kegiatan industri yang akan ditempatkan, apakah letak industri dari suatu kegiatan industri tertentu sudah tepat atau belum. Sebab, jika lokasi suatu industri tidak diperhitungkan dengan benar berdasarkan faktor – faktor tertentu, maka kegiatan industri tersbut akan berdampak negatif pada kemajuan industri tersebut.
Dalam hal menentukan lokasi industri, banyak teori – teori yang telah dipaparkan oleh para ahli, diantaranya ada Teori Weber yang memaparkan persepsinya tentang bagaimana meletakan suatu lokasi industri dengan biaya terendah tetapi dapat mencapai keuntungan maksimum. Ada Teori Losch yang justru memaparkan persepsinya tentang bagaimana meletakkan suatu lokasi industri berdasarkan jumlah permintaan dan bagaimana caranya mendapatkan keuntungan maksimum.
Namun secara garis besar, terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi industri, yaitu:
1.    Keberadaan bahan baku atau bahan mentah
2.    Pemasaran
3.    Sarana
4.    Transportasi
5.    Sumber air bersih atau penyediaan air bersih
Syafrizal (2008) dalam bukunya Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi  memaparkan tentang formulasi pemilihan lokasi dilakukan dengan meninjau faktor-faktor utama yang mempengaruhinya lokasi kegiatan ekonomi, dalam hal ini mengarah ke kegiatan industri. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.   Ongkos Angkut
Biaya transportasi perlu dipikirkan karena merupakan faktor terpenting dalam pendistribusian bahan baku ke pabrik dan hasil produksi ke pasar. Dengan meminimalkan ongkos angkut ini diharapkan dapat memaksimalkan keuntungan.
2.   UMR (Upah Minimum Regional)
UMR adalah besaran rata-rata upah tenaga kerja di tiap wilayah. Investor tentu akan lebih memiliki daerah dengan UMR terendah.
3.   Keuntungan Aglomerasi
Merupakan keuntungan yang dapat diraih bila dilakukan pengelompokan industri yang terkait.
4.   Konsentrasi Permintaan
Bila suatu lokasi industri berada di dekat daerah yang memiliki konsentrasi permintaan yang besar maka keuntungan yang dapat diraih akan maksimum.
5.   Kompetisi
Faktor kompetisi akan belaku apabila terjadi hukum pasar persaingan sempurna yaitu dalam kondisi persaingan yang tajam.
6.   Harga dan Sewa Tana
Pemilihan lokasi industri berdasarkan harga sewa tanah terendah untuk meminimalkan biaya produksi.
Dalam pemilihan lokasi industri terdapat 2 cara analisis yang dapat digunakan yaitu:
1.   Plant Analysis
Yaitu evaluasi terhadap faktor-faktor lokasi( apa yang paling berpengaruh dan apa yang tidak berpengaruh), penentuan keputusan lokasi, analisis wilayah pasar dan kemampuan daya saing industri dan kompetitor lain, dan penentuan alternatif lokasi. Yang digunakan dalam plant analysis ini diantaranya adalah analisis logistic(titik produksi & pergudangan,rencana ekspansi jangka panjang,modus transpor yang sesuai dengan permintaan),analisis produksi(karakteristik umum proses produksi,kebutuhan bahan baku, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan listrik dan utilitas lain), analisis pasar(bagaimana segmentasi pasar, analisis persaingan), preferensi terhadap aspek manajerial tertentu, spesifikasi untuk pengembangan pabrik baru ,analisis biaya untuk pabrik yang sekarang ada
2.    Field Analysis
Yaitu mengurangi atau menyeleksi beberapa aspek yang ada pada beberapa lokasi yang potensial untuk dipilih, menggunakan evaluasi kewilayahan, komunitas dan tapak. Analisis wilayah yaitu lokasi-lokasi yang memberikan tawaran biaya transpor rendah,seleksi wilayah-wilayah potensial, analisis beberapa faktor yang variabel (kondisi politis, keamanan, insentif dan pajak, industri yang sudah ada, dll), pemilihan wilayah terseleksi. Analisis komunitas diantaranya deskripsi secara umum, pertumbuhan populasi, iklim industri yang ada, fasilitas pendukung. Analisis tapak (tanah, drainase, biaya pematangan lahan dan lain-lain). Seleksi lokasi akhir (proposal biaya, perbandingan dengan lokasi sekarang, penentuan akhir).
Sumber:
Syafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Padang: Baduse.
Anonymous, 2010. “Dasar – Dasar dan Analisis Teori Lokasi Industri.” dalam Cyber Semi
Harrington, J.W. dan Barney Warf. 1995. Industrial Location: Principles, Practice, and Policy. New York: Routledge.

Rabu, 17 Oktober 2012

GAMBARAN UMUM TENTANG TEORI KOTA

GAMBARAN UMUM TENTANG TEORI KOTA


Awal terjadinya permukiman disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perpindahan penduduk hingga menetap pada suatu wilayah. Kota tumbuh dengan sendirinya selanjutnya manusia mengembangkan untuk kebutuhannya, selain itu ada juga kota yang tumbuh karena direncanakan. Dengan demikian kota dapat diartikan sebagai berikut.
1) Dalam arti sempit, kota merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan budaya di suatu wilayah.
2) Dalam arti luas, kota merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan budaya di suatu wilayah dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan wilayah lain.
3) Kota, adalah tempat tinggal dari beberapa ribu penduduk atau lebih.
4) Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.
Dari beberapa definisi diatas mungkin tidak dapat menggambarkan pengertian kota yang paling tepat karena ketika melihat dari fungsional kota itu sendiri terdapat berbagai macam definisi yang diberikan sesuai dengan sudut pandang masing-masing orang yang berargumen berdasarkan bidang dan pengetahuannya, misalnya ketika ditanyakan kepada orang pertanian maka mereka akan menjawab bahwa kota adalah suatu wilayah yang mata pencaharian penduduknya bukan merupakan pertanian tetapi sebagian besar merupakan industry. Ketika kita menanyakan kepada orang hokum maka mereka akan menjawab dari segi hokum yang mengatur tata ruang wilayah, ketika orang politik mendefinisikan kota maka ia akan berbicara tentang bentuk pemerintahan kota yang berbeda dengan pemerintahan desa, dsb.
PENGERTIAN KOTA DARI BEBERAPA BIDANG
· Kota Ditinjau Dari Segi Fisik Morfologis
Suatu daerah tertentu dengan karakteristik pemanfaatan lahan non pertanian, pemanfaatan lahan dimana sebagian besar tertutup oleh bangunan baik yang bersifat residensial (secara umum tutupan bangunan/building coverage, lebih besar dari ttutupan vegetasi/vegetation coverage), kepadatan bangunan khususnya perumahan yang tinggi, pola jaringan jalan yang kompleks, dalam satuan pemukiman yang kompak (contigous) dan relatif lebih besar dari satuan pemukiman kedesaan di sekitarnya. Sementara itu daerah yang bersangkutan sudah/mulai terjamah fasilitas kota.
Kota secara fisik adalah area-area terbangun di perkotaan yang terletak saling berdekatan, yang meluas dari pusatnya hingga keluar daerah pinggiran kota. Pada kota-kota kecil radius perkembangannya mungkin mencapai setengah mil atau kurang, sedangkan pada kota-kota metropolitan yang luas, perkembangannya bisa mencapai bermil-mil, yang umumnya terdiri dari 30 kota-kota kecil atau lebih. Dalam pandangan kota secara keseluruhan, batas antara kota-kota kecil ini secara yuridis tidak dapat dikenali.
· Kota Ditinjau Dari Segi Yuridis Administratif
Kota dapat didefinisikan sebagai suatu daerah tertentu dalam wilayah Negara dimana keberadaannya diatur oleh Undang-Undang (peraturan tertentu), daerah mana dibatasi oleh batas-batas administrative yang jelas yang keberadaannya diatur oleh Undang-Undang/peraturan tertentu dan ditetapkan berstatus sebagai kota dan berpemerintahan tertentu dengan segala hak dan kewajibannya dalam mengatur wilayah kewenangannya.
Menurut Sujarto (1970) kota ditinjau dari fisik morfologis merupakan salah satu nodal point dalam suatu wilayah yang luas dan merupakan konsentrasi penduduk yang padat, bangunan yang didominasi oleh sturktur permanen dan kegiatan-kegiatan fungsionalnya.
· Kota Ditinjau Dari Jumlah Penduduk
Daerah tertentu dalam wilayah Negara yang mempunyai aglomerasi jumlah penduduk minimal yang telah ditentukan dan penduduk mana bertempat tinggal pada satuan pemukiman yang kompak.
· Kota Ditinjau Dari Segi Sosio-Kultural
Menurut Sujarto (1970), kota merupakan kesatuan masyarakat yang heterogin dan masyarakat kota mempunyai tingkat tuntutan kebutuhan yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan penduduk pedesaan.
Menurut Bintarto (1977) kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogin dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.
· Kota Ditinjau dari Segi Ekonomi
Kota dari segi ekonomi dicirikan dengan hidup yang non agraris ; kota fungsi khasnya lebih kultural, industri, perdagangan. Dari itu semua yang nyatanya menonjol adalah yang ekonomi perniagaan. Adanya pasar dengan keramaian perniagaan mencirikan kota.
Kota ditinjau dari segi ekonomi memiliki fungsi untuk menghasilkan penghasilan yang cukup melalui produksi barang dan jasa, untuk mendukung kehidupan penduduknya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri. Ekonomi Perkotaan dapat ditinjau dari 3 bagian, yaitu :
    1. Ekonomi Pemerintahan, meliputi pelaksanaan pemerintah kota sebagaimana terlihat pada anggaran pendapatan dan belanja departemen-departemen yang melaksanakannya secara regular, distrik sekolah dan distrik-distrik khusus yang ditetapkan untuk tujuan-tujuan tertentu.
    2. Ekonomi Swasta yang terdiri atas berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan swasta, mulai dari perusahaan industri dan komersial yang besar hingga kegiatan usaha yang independen atau seorang profesional yang menyediakan bergagai bentuk jasa.
    3. Ekonomi Khusus yang terdiri atas bermacam-macam organisasi nirlaba, organisasi yang bekerja secara sukarela, organisasi yang dibebaskan dari pajak, yang kesemuanya bukan diselenggarakan oleh badan-badan pemerintahan, maupun perusahaan-perusahaan yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
· Kota Ditinjau Dari Segi Sosial
Dari aspek sosial kota merupakan hubungan-hubungan antarpenduduk yang secara sosial disebut impersonal; orang bergaul serba lugas, sepintas lalu. Mereka hidup seperti terkotak-kotak oleh kepentingan yang berbeda-beda dan manusia bebas memilih hubungannya dengan siapa yang diinginkannya. .
· Kota Ditinjau dari Segi Lingkungan
Kota Dari aspek lingkungan perhatian terhadap kota dipusatkan pada unsure vegetatif kota, misalnya taman-taman kota, tempat bermain anak-anak, dan tempat terbuka lainnya, pohon-pohon yang ditanam sepanjang tepi jalan, atau pertamanan sepanjang jalan dan jalan bebas hambatan, termasuk pemilihan jenis tanaman penghijau kota yang berfungsi untuk mengurangi tingkat erosi, mengurangi tingkat polusi kota akibat pulusi udara, menahan api dan memberantas serangga.
· Kota Ditinjau dari Segi Statistik
Kota merupakan suatu wilayah yang secara statistik besaran atau ukuran jumlah penduduknya sesuai dengan batasan atau ukuran untuk kriteria kota.
PERKOTAAN
· Perkotaan, adalah area terbangun dengan struktur dan jalan-jalan , sebagai suatu permukiman yang terpusat pada suatu area dengan kepadatan tertentu yang membutuhkan sarana dan pelayanan pendukung yang lebih lengkap dibandingkan dengan yang dibutuhkan di daerah pedesaan.
UKURAN KOTA
Ukuran Kota, pada kota-kota besar bergantung pada tingkat segregasi atau pengelompokkan penduduk yang biasanya berdasarkian ras terutama pada kota-kota besar. (Urban size, spatial segregation and educational outcomes. Ian Gordon and Vassilis Monastiriotis. Department of Geography and Environment London School of Economics. August 2003)
  • Metropolitan
Metropolitan atau metropolis; merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti ibukota suatu negara; kota yang menjadi pusat kegiatan tertentu baik pemerintahan maupun perekonomian, suatu kota besar yang penting (Kamus Tata Ruang, IAP & Cipta Karya, 1997).
Metropolitan merupakan sebuah pusat populasi besar yang terdiri sebuah kota besar dan wilayah bersebelahannya, atau beberapa kota tetangga dan wilayah yang menempel dengan kota tersebut.
Pengertian umum tentang kota metropolitan diindikasikan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa. Hal tersebut sesungguhnya merupakan simplifikasi dari beberapa variabel yang merupakan faktor-faktor pembentuk kota metropolitan. Istilah metropolitan berasal dari kata “metro” yang mengambil dari sistem “perkereta-apian ringan” (light train system) di wilayah perkotaan. Kebutuhan sistem transportasi perkotaan tersebut adalah akibat dari pertumbuhan kota dimana sistem “commuter”penduduk perkotaan sudah terjadi (dari kota-kota “dormitory” ke kota induknya). “The metropolitan area is created by combining those counties which are integrated in terms of commuting with the central city and the county in which it lies.” (Larry S. Bourne, 1971, hal. 15). Kondisi tersebut terjadi pada kota yang telah mencapai penduduk lebih dari 1 juta jiwa dimana sistem metro/kereta api bawah tanah/subway mulai diperkenalkan untuk melancarkan pergerakan penduduk dalam melakukan kegiatan sehari-hari (bekerja, belanja, dll).
· Megalopolitan
Megalopolitan atau megalopolis; merupakan nama yang diberikan kepada sistem kotayang bersifat kompleks, merupakan kota besar dan berpenduduk berjuta-juta yang terdiri atas banyak metropolis (Kamus Tata Ruang, IAP & Cipta Karya, 1997).
Megalopolitan biasanya didefinisikan sebagai sebuah gabungan beberapa wilayah metropolitan dengan total populasi yang melebihi 10 juta jiwa. Beberapa definisi lainnya menetapkan kepadatan penduudk minimum untuk megalopolitan adalah 2.000 jiwa/km2. Megalopolitan bisa jadi merupakan sebuah wilayah metropolitan tunggal atau gabungan dari beberapa wilayah metropolitan yang saling berkaitan satu sama lain. 

PERENCANAAN KOTA
§ Perencanaan Kota salah satu bagian dari perencanaan tatqa guna lahan yang berhadapan dengan masalah fisik, social, dan pengembangan ekonomi dari wilayah metropolitan, kotamadya, dan wilayah sekitar.
PERENCANAAN GUNA LAHAN
§ Perencanaan Guna Lahan adalah salah satu istilah dalam kebijakan public di mana mengkombinasikan berbagai macam disiplin ilmu untuk menata dan mengatur penggunaan lahan dengan cara yang efisien.
PERANCANGAN KOTA
  • Perancangan Kota ( Urban Design )
Perancangan Kota adalah proses dan hasil pengorganisasian dan pengintegrasian seluruh komponen lingkungan (buatan dan alam), sedemikian rupa sehingga akan meningkatkan citra setempat dan perasaan berada di suatu tempat (sense of place), dan kesetaraan fungsional, serta kebanggaan warga dan diinginkannya suatu tempat menjadi tempat tinggal. Hal tersebut dapat diterapkan pada berbagai setting dan kepadatan fisik, mulai dari daerah perkotaan, pinggiran perkotaan, hingga pedesaan. Perancangan ini juga diterapkan mulai dari skala lingkungan pemukiman hingga keseluruhan daerah, dan dapat terpusatkan pada permasalahan kota secara keseluruhan atau komponen khusus, misalnya lingkungan pemukiman, pusat bisnis, sistem ruang terbuka atau karakter jalan utama.
PERENCANAAN TAPAK
  • Perencanaan Tapak (Site Planning)
Site Planning berkaitan dengan tahap prosese perancangan lansekap. Melibatkan beberapa bagian antara lain penataan guna lahan, akses, sirkulasi, privasi, keamanan, drainase, dll. Dilakukan dengan menyusun elemen-elemen lahan, tanaman, air, bangunan, dll.
MANAJEMEN PERKOTAAN
  • Manajemen Perkotaan (Urban Management)
Manajemen perkotaan adalah pengelolaan sumber daya perkotaan yang berkaitan dengan bidang-bidang tata ruang, lahan, ekonomi, keuangan, lingkungan hidup, pelayanan jasa, investasi, prasarana dan sarana perkotaan; serta disebutkan pula bahwa pengelola perkotaan adalah para pejabat (Pemerintah) pengelola perkotaan.
KAJIAN PERKOTAAN
  • Kajian Perkotaan (Urban Studies)
Kajian Perkotaan adalah salah satu disiplin ilmu dimana mempelajari berbagia aspek dari kota, daerah suburban, dan kawasaan perkotaan lainnya. Berkaitan dengan ekonomi perkotaan, perencanaan kota, arsitektur kota, ekologi kota, system transportasi kota, politik perkotaan, dan hubungan social perkotaan. 

KEBIJAKAN PERKOTAAN (URBAN POLICY)

Istilah Kebijakan perkotaan diguankan untuk pengertian luas terhadap aktivitas, yang berkaitan dengan :

- Perkembangan ekonomi, termasuk aktivitas ekonomi lokal, pemasukan wilayah, dan kebijakan tenaga kerja

- Perkembangan sosial, termasuk perumahan dan wilayah sekitar, hubungan di dalam dan antara komunitas, inklusi sosial, dan

- Isu geografi, yang terpusat pada hubungan spasial kota, perencanaan, transportasi, lingkungan dan infrastruktur perkotaan.

SUMBER : 
· Yunus, Hadi S,. 2005.Manajemen Kota: Perspektif Spasial.Pustaka Pelajar, Yogyakarta
· Branch, Melville C,. 1985. Comprehensive City Planning : Introduction and Explanation. APA Planners Press. Indianapolis.
· Daldjoeni. 1987. Geografi Kota dan Desa. Penerbit Alumni. Bandung.
· SK Mendagri No. 65 tahun 1995.
· Robert F. Dannenbrink. Jr.: The Community Design Element-Blueprint for Local Form and Image,” Orange Country Architect, Oktober/November, 1980

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak (Like & Coment)