Jumat, 26 Oktober 2012

RESUME TEORI LOKASI INDUSTRI (Theory of Industrial Location) oleh Alfred Weber dan August Losch




                Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten dan logis. Ada beberapa teori lokasi antara lain :
1.      Teori Tempat Sentral (Central Place Theory) dari Walter Christaller.
2.      Teori Lokasi Industri (Theory of Industrial Location) dari Alfred Weber.
3.      Teori Susut dan Ongkos Transpor (Theory of Weight Loss and Transport Cost).
4.      Model Gravitasi dan Teori Interaksi (the Interaction Theory) dari Issac Newton.
                Selain tokoh di atas masih banyak tokoh-tokoh yang membicarakan tentang teori lokasi antara lain Edgar Hoover, Tord Palandar, August Losch, Melvin Greenhut, Walter Isard. Dari sekian banyak teori lokasi, pada prinsipnya sama yaitu membicarakan bagaimana menentukan lokasi industri. Pada pembahasan ini akan dibahas teori lokasi dari Alfred Weber dan August Losch.

TEORI LOKASI ALFRED WEBER
                Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari tulisannya yang berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber adalah :
“bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location)“.
                Asumsi Weber yang bersifat prakondisi antara lain :
  1. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Keadaan penduduk yang dimaksud adalah menyangkut jumlah dan kualitasnya.
  2. Ketersediaan sumberdaya bahan mentah. Invetarisasi sumberdaya bahan mentah sangat diperlukan dalam industri.
  3. Upah tenaga kerja. Upah atau gaji bersifat mutlak harus ada dalam industri yakni untuk membayar para tenaga kerja.
  4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik sangat ditentukan oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah.
  5. Persaingan antarkegiatan industri.
  6. Manusia itu berpikir rasional.
                Weber menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional (locational triangle). Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga faktor penentu yaitu material, konsumsi dan tenaga kerja.
                Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Weber juga masih mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu :
  1. Hanya tersedia satu jenis alat transportasi.
  2. Lokasi pabrik hanya ada di satu tempat.
  3. Jika ada beberapa macam bahan mentah maka sumbernya juga berasal dari beberapa tempat.
                Biaya transportasi menurut Weber tergantung dari dua hal pokok yaitu bobot barang dan jarak yang harus ditempuh untuk mengangkutnya.
TEORI LOKASI AUGUST LOSCH
                Losch mengatakan bahwa lokasi penjual berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat dijaringnya. Makin jauh dari pasar, konsumen enggan membeli karena biaya transportasi (semakin jauh tempat penjualan) semakin mahal. Produsen harus memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar. Losch menyarankan lokasi produksi ditempatkan di dekat pasar (baca: Centre Business District).
                Kontribusi utama Losch adalah memperkenalkan potensi permintaan (demand) sebagai faktor penting dalam lokasi industri, Kedua, kritik terhadap pendahulunya yang selalu berorientasi pada biaya terkecil; padahal yang biasanya dilakukan oleh industri adalah memaksimalkan keuntungan (profit–revenue maximation) dengan berbagai asumsi, Losch mengemukakan bagaimana economic landscape terjadi, yang merupakan keseimbangan (equillibrium) antara supply dan demand. Oleh karena itu Losch merupakan pendahulu dalam mengatur kegiatan ekonomi secara spasial dan pelopor dalam teori ekonomi regional modern.
                August Losch merupakan orang pertama yang mengembangkan teori lokasi dengan segi permintaan sebagai variabel utama. Teori ini bertujuan untuk menemukan pola lokasi industri sehingga diketemukan keseimbangan spasial antar lokasi. Losch berpendapat bahwa dalam lokasi industri yang tampak tidak teratur dapat diketemukan pola keberaturan.
                Teori Losch berasumsi suatu daerah yang homogen dengan distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang merata serta selera konsumen yang sama. Kegiatan ekonomi yang terdapat di daerah tersebut merupakan pertanian berskala kecil yang pada dasarnya ditujukan bagi pemenuhan kebutuhan petani masing-masing. Perdagangan baru terjadi bila terdapat kelebihan produksi. Untuk mencapai keseimbangan, ekonomi ruang Losch harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
  1. Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun pembeli.
  2. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani.
  3. Terdapat free entry dan tidak ada petani yang memperoleh super-normal prpfit sehingga tidak ada rangsangan bagi petani dari luar untuk masuk dan menjual barang yang sama di daerah tersebut.
  4. Daerah penawaran adalah sedemikian hingga memungkinkan petani yang ada untuk mencapai besar optimum.
  5. Konsumen bersikap indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya pertimbangan untuk membeli adalah harga yang rendah.
                Pada teori Losch, wilayah pasar bisa berubah ketika terjadi inflasi (perubahan) harga. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mampu memenuhi permintaan yang karena jaraknya jauh akan mengakibatkan biaya transportasi naik sehingga harga jualnya juga naik, karena tingginya harga jual maka pembelian makin berkurang. Hal ini mendorong petani lain melakukan proses produksi yang sama untuk melayani permintaan yang belum terpenuhi.
                Dengan makin banyaknya petani yang menawarkan produk yang sama, maka akan terjadi dua keadaan : 1. seluruh daerah akan terlayani, 2. persaingan antar petani penjual akan semakin tajam dan saling berebut pembeli. Losch berpendapat bahwa akhirnya luas daerah pasar masing-masing petani penjual akan mengecil dan dalam keseimbangannya akan terbentuk segienam beraturan. Bentuk ini dipilih karena menggambarkan daerah penjualan terbesar yang masih dapat dikuasai setiap penjual dan berjarak minimum dari tempat lokasi kegiatan produksi yang bersangkutan.
                Keseimbangan yang dicapai dalam teori Losch berasumsi bahwa harga hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, oleh karenanya keseimbangan akan terganggu bila salah seorang penjual menaikkan harga jualnya. Keputusan ini mengakibatkan tidak hanya pasar menyempit karena konsumen tak mampu membeli tapi sebagian pasar akan hilang dan direbut oleh penjual yang berdekatan. Untuk memperluas jangkauan pasar dapat dilakukan dengan menjual barang yang berbeda jenis dari yang sudah ditawarkan.

SUMBER
http://denisisdea.blogspot.com/2011/09/teori-losch.html
http://belajarmenjadigeograf.blogspot.com/2009/11/teori-lokasi-august-losch.html
http://kafeilmu.com/tema/teori-august-losch.html
http://library.usu.ac.id/index.php?option=com_journal_review&id=14235&task=view

TEORI DASAR LOKASI Dalam Ilmu Planologi


Pada dasarnya, lokasi industri merupakan salah satu yang berkenaan tentang bagaimana caranya menilai atau mengkaji suatu kegiatan industri yang akan ditempatkan, apakah letak industri dari suatu kegiatan industri tertentu sudah tepat atau belum. Sebab, jika lokasi suatu industri tidak diperhitungkan dengan benar berdasarkan faktor – faktor tertentu, maka kegiatan industri tersbut akan berdampak negatif pada kemajuan industri tersebut.
Dalam hal menentukan lokasi industri, banyak teori – teori yang telah dipaparkan oleh para ahli, diantaranya ada Teori Weber yang memaparkan persepsinya tentang bagaimana meletakan suatu lokasi industri dengan biaya terendah tetapi dapat mencapai keuntungan maksimum. Ada Teori Losch yang justru memaparkan persepsinya tentang bagaimana meletakkan suatu lokasi industri berdasarkan jumlah permintaan dan bagaimana caranya mendapatkan keuntungan maksimum.
Namun secara garis besar, terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi industri, yaitu:
1.    Keberadaan bahan baku atau bahan mentah
2.    Pemasaran
3.    Sarana
4.    Transportasi
5.    Sumber air bersih atau penyediaan air bersih
Syafrizal (2008) dalam bukunya Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi  memaparkan tentang formulasi pemilihan lokasi dilakukan dengan meninjau faktor-faktor utama yang mempengaruhinya lokasi kegiatan ekonomi, dalam hal ini mengarah ke kegiatan industri. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.   Ongkos Angkut
Biaya transportasi perlu dipikirkan karena merupakan faktor terpenting dalam pendistribusian bahan baku ke pabrik dan hasil produksi ke pasar. Dengan meminimalkan ongkos angkut ini diharapkan dapat memaksimalkan keuntungan.
2.   UMR (Upah Minimum Regional)
UMR adalah besaran rata-rata upah tenaga kerja di tiap wilayah. Investor tentu akan lebih memiliki daerah dengan UMR terendah.
3.   Keuntungan Aglomerasi
Merupakan keuntungan yang dapat diraih bila dilakukan pengelompokan industri yang terkait.
4.   Konsentrasi Permintaan
Bila suatu lokasi industri berada di dekat daerah yang memiliki konsentrasi permintaan yang besar maka keuntungan yang dapat diraih akan maksimum.
5.   Kompetisi
Faktor kompetisi akan belaku apabila terjadi hukum pasar persaingan sempurna yaitu dalam kondisi persaingan yang tajam.
6.   Harga dan Sewa Tana
Pemilihan lokasi industri berdasarkan harga sewa tanah terendah untuk meminimalkan biaya produksi.
Dalam pemilihan lokasi industri terdapat 2 cara analisis yang dapat digunakan yaitu:
1.   Plant Analysis
Yaitu evaluasi terhadap faktor-faktor lokasi( apa yang paling berpengaruh dan apa yang tidak berpengaruh), penentuan keputusan lokasi, analisis wilayah pasar dan kemampuan daya saing industri dan kompetitor lain, dan penentuan alternatif lokasi. Yang digunakan dalam plant analysis ini diantaranya adalah analisis logistic(titik produksi & pergudangan,rencana ekspansi jangka panjang,modus transpor yang sesuai dengan permintaan),analisis produksi(karakteristik umum proses produksi,kebutuhan bahan baku, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan listrik dan utilitas lain), analisis pasar(bagaimana segmentasi pasar, analisis persaingan), preferensi terhadap aspek manajerial tertentu, spesifikasi untuk pengembangan pabrik baru ,analisis biaya untuk pabrik yang sekarang ada
2.    Field Analysis
Yaitu mengurangi atau menyeleksi beberapa aspek yang ada pada beberapa lokasi yang potensial untuk dipilih, menggunakan evaluasi kewilayahan, komunitas dan tapak. Analisis wilayah yaitu lokasi-lokasi yang memberikan tawaran biaya transpor rendah,seleksi wilayah-wilayah potensial, analisis beberapa faktor yang variabel (kondisi politis, keamanan, insentif dan pajak, industri yang sudah ada, dll), pemilihan wilayah terseleksi. Analisis komunitas diantaranya deskripsi secara umum, pertumbuhan populasi, iklim industri yang ada, fasilitas pendukung. Analisis tapak (tanah, drainase, biaya pematangan lahan dan lain-lain). Seleksi lokasi akhir (proposal biaya, perbandingan dengan lokasi sekarang, penentuan akhir).
Sumber:
Syafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Padang: Baduse.
Anonymous, 2010. “Dasar – Dasar dan Analisis Teori Lokasi Industri.” dalam Cyber Semi
Harrington, J.W. dan Barney Warf. 1995. Industrial Location: Principles, Practice, and Policy. New York: Routledge.

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak (Like & Coment)