Kamis, 17 Mei 2012

Mengenal Seni Budaya Kabupaten Halmahera Utara

Keanekaragaman seni budaya yang masih mengakar kuat di masyarakat adalah modal pariwisata yang potensial untuk dikembangkan. Misal: Tarian Cakalele adalah tarian perang yang saat ini lebih sering dipertunjukan untuk menyambut tamu agung yang datang ke daerah ini maupun untuk acara yang bersifat adat.

Mengenal  Seni Budaya Kabupaten Halmahera Utara 
TARIAN CAKALELE,
Tarian Cakalele adalah tarian perang yang saat ini lebih sering dipertunjukan untuk menyambut tamu agung yang datang ke daerah ini maupun untuk acara yang bersifat adat. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan). Cakelele merupakan tarian tradisional khas Maluku.


TOKUWELA,
Merupakan pertunjukan tradisional rakyat yang membutuhkan lebih dari 20 orang pemain. Sambil diiringi lagu Tokuwela, pada pertunjukan ini para pemain laki-laki dan perempuan akan membentuk formasi saling berhadapan dan saling berpegangtangan sehingga dapat menopang seorang anak yang akan berjalan di atasnya. Pertunjukan ini biasanya dibawakan oleh suku Galela, Tobelo dan Loloda pada acara-acara tertentu.
MUSIK YANGERE,
Merupakan musik tradisional masyarakat Halmahera Utara. Musik ini dimainkan secara kelompok dengan menggunakan alat musik tradisional kaste (bass tradisional) dan jup (gitar berukuran kecil). Oleh masyarakat setempat musik Yangere biasanya dimainkan dalam rangka menyambut event tertentu dengan cara membawanya berkeliling dari rumah ke rumah.


TARIAN TIDETIDE,
Tidetide adalah tarian khas Halmahera Utara yang biasanya dipentaskan pada acara tertentu seperti pada pesta perkawinan adat atau pesta rakyat. Gerakan pada tarian Tidetide memiliki makna tertentu yang dapat diartikan sebagai bahasa pergaulan sehingga Tidetide juga dikenal sebagai tari pergaulan. Tarian ini dibawakan oleh kelompok penari pria dan wanita yang berjumlah 12 orang sambil diiringi tabuhan tifa, gong dan biola.

Mengenal  Seni Budaya Kabupaten Halmahera Utara 
TARIAN DENGEDENGE,
Selain Tidetide, Halmahera Utara juga memiliki Dengedenge sebagai tarian pergaulan yang biasanya dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita sambil diiringi nyanyian-nyanyian berupa syair pantun yang memiliki makna cinta dan harapan di masa depan. Tidak jarang tarian ini diakhiri dengan sebuah kesepakatan untuk menikah antara si penari pria dan wanita. Nyanyian pengiring Dengedenge dibawakan dengan cara saling berbalas-balasan.


MUSIK BAMBU HITADI,
Sesuai namanya, alat Musik Bambu Hitadi dibuat dari bambu dengan menggunakan pengaturan nada musik berdasarkan nada-nada yang dibutuhkan pada lagu yang diiringi. Musik Bambu Hitadi merupakan musik tradisional yang hanya terdapat di Halmahera Utara dengan pemain dan penyanyi berjumlah 15 orang.


MUSIK BAMBU TIUP,
Pertunjukan musik bambu tiup merupakan hiburan umum bagi masyarakat Halmahera Utara yang dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik bambu tiup terbuat dari bambu dan dibawakan oleh sekelompok pemain musik yang terdiri dari 20-30 orang. Berbeda dengan musik bambu hitadi, musik bambu tiup tidak membutuhkan penyanyi dan dapat dikolaborasikan dengan alat musik lain seperti seruling.


UPACARA ADAT HIBUALAMO,
Dilakukan untuk acara yang bersifat adat seperti pengukuhan seorang pemimpin adat. Upacara adat dimulai dengan arak-arakan keliling kota yang berakhir di Hibualamo. Pada arak-arakan ini sang pemimpin akan duduk di atas kursi kebesaran yang ditandu oleh 4-8 orang. Beragam kebudayaan daerah akan ditampilkan pada acara yang berpusat di rumah adat Hibualamo. Upacara ini biasanya diakhiri dengan acara makan bersama.

TARIAN GUMATERE,
Dimaksudkan untuk meminta petunjuk atas suatu persoalan ataupun fenomena alam yang sedang terjadi. Tarian ini dibawakan oleh 30 orang penari pria dan wanita. Penari pria menggunakan tombak dan pedang sedangkan penari wanita menggunakan lenso. Yang unik dari tarian ini adalah salah seorang penari akan menggunakan kain hitam, nyiru dan lilin untuk ritual meminta petunjuk atas suatu kejadian. Gumatere merupakan tarian tradisional rakyat Morotai.


BOBASO,
Bobase adalah permainan tradisional muda-mudi tempo dulu. Pada permainan yang dimainkan oleh 8 orang penari ini dilantunkan syair-syair bertemakan cinta dan juga harapan di masa depan. Permainan Bobaso diselingi dengan tarian yang gerakannya mengikuti irama musik yang sangat lambat dan bervariasi. Sebanyak 6 orang pemusik dengan menggunakan alat musik tifa, gong dan biola biasanya mengiringi tarian ini. Bobaso sepintas sangat mirip dengan tarian Dengedenge.


TARIAN LELEHE,
Tarian Lelehe dapat dibawakan oleh anak-anak maupun dewasa. Para penari biasanya menggunakan 2 alat dari bambu berukuran 2-3 meter sebagai perlengkapan tarian. Tarian ini dibawakan oleh seorang penari pria dan wanita. Tarian Lelehe merupakan tarian tradisional khas suku Tobelo dan biasanya dipertunjukan pada acara-acara adat, malam perkawinan dan acara pentas budaya.

SUMBER : Halmahera Utara







Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Jangan Lupa Tinggalkan Jejak (Like & Coment)